Tautan-tautan Akses

Menangkap Peluang Ekonomi Digital Pasca Covid-19


Usaha makan-minum seperti kedai kopi diharapkan berinovasi dalam pemulihan ekonomi pasca COVID-19. (Sumber: Kemenparekraf)
Usaha makan-minum seperti kedai kopi diharapkan berinovasi dalam pemulihan ekonomi pasca COVID-19. (Sumber: Kemenparekraf)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong para pelaku industri kreatif untuk menangkap peluang digital yang muncul akibat pandemi Covid-19. Hal ini penting untuk pemulihan ekonomi pasca wabah.

Menteri Parekraf, Wishnutama Kusubandio mengatakan, wabah Covid-19 telah mempercepat adaptasi masyarakat terhadap praktik digital. Dia mencontohkan, karena pandemi semakin banyak orang terbiasa menghadiri seminar atau membeli obat secara online.

"Kita semua itu dipaksakan untuk melakukan digitalisasi terhadap berbagai macam aspek kehidupan kita dari A-Z. Kalau bisa digital kenapa harus yang lain? Karena menghindari risiko-risiko ketularan penyakit," ujarnya dalam Webinar 'Kreasi Melawan Krisis' yang digagas Pemprov Jawa Barat, Selasa (9/6) siang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.(Sumber: Kemenparekraf)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama.(Sumber: Kemenparekraf)

Digitalisasi ini, ujar Tama, memperluas kesempatan bagi sektor ekonomi kreatif. Peluang ini perlu ditangkap, tandas Tama, dalam rangka pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.

Pada Mei 2020, pemerintah mencanangkan “Bangga Buatan Indonesia” untuk menggenjot konsumsi produk industri kreatif. Tama mengatakan, pemerintah menggandeng e-commerce untuk mempromosikan produk buatan dalam negeri. "(Untuk) membangkitkan rasa bangga kita terhadap apa yg kita produksi sendiri. Bukan hanya membeli tapi juga bangga menggunakannya, tambahnya yang lama berkecimpung di industri media ini.

Selain promosi, gerakan ini pun membangun ekosistem yang mendukung pelaku industri kreatif. Misalnya lewat pembimbingan (mentoring) sampai perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI). "Banyak hal dari A-Z untuk membantu para pelaku industri kreatif agar dapat memanfaatkan peluang atau kesempatan di platform digital, jelasnya.

Survei Ekonomi Kreatif oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf, kini Kemenparekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sektor ini menciptakan PDB 852 triliun pada 2015. Sektor ini menyumbang 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional. Subsektor yang tumbuh pesat adalah desain komunikasi visual (10,28 persen), musik (7,26 persen), animasi video (6,68 persen, dan arsitektur (6,62 persen).

Jabar Fokus Desa Digital 2021

Merespon peluang tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa daerahnya akan fokus mengembangkan ekonomi kreatif di pedesaan. Hal ini ujarnya dilakukan lewat pengembangan ‘Desa Digital’. "Ekonomi kreatif berbasis desa, revolusi digital berbasis desa, itu akan kami porkuat di 2021. Sehingga resiliensi (ketahanan) kami akan lebih kuat. Istilah saya, tinggallah di desa, tapi rejeki kota, dan bisnis mendunia," pungkasnya dalam kesempatan yang sama.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (courtesy: Humas Jabar).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (courtesy: Humas Jabar).

Desa Digital, yang dimulai sejak April 2019, menyediakan infrastruktur teknologi informasi di pedesaan. Hal ini supaya masyarakat setempat bisa memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk unggulan. "Ada penguatan wifi di desa-desa, kemudian kita ada jualan online, balai desanya disulap jadi tempat upload barang desa. Kemudian kita kasih pakan ikan pakai handphone melalui internet of thing. Nyari ikan laut di Sukabumi pakai fish finder," jelasnya.

Dalam menghadapi pemulihan ekonomi pasca Covid-19, pria yang akrab disapa Emil itu mendorong adaptasi dunia usaha. Dia meminta para pengusaha tak ragu mengikuti kebutuhan masyarakat. "Jadi mungkin nanti kafe-kafe di ekonomi kreatif baru ini selain jualan kopi mungkin jualan jamu. Karena orang Indonesia pasca Covid berlomba-lomba mencari minuman yang gaul tapi membawa imunitas. Itu peluang ya, tambahnya.

Tips: Gali Potensi Lokal

Sementara itu, pendiri merek pakaian UNKL 347, Dendy Darman, mengatakan pelaku ekonomi kreatif harus menangkap peluang digital. UNKL 347 adalah salah satu pelopor toko pakaian independen alias distro di Kota Bandung, yang kini sudah merambah pasar ekspor. "Kalau sekarang itu kan ada media-media percepatan komunikasi. Kita tuh bisa langsung berhubungan dengan orang, klien, dan pembeli, tidak harus ketemu, ujarnya.

Menangkap Peluang Ekonomi Digital Pasca Covid-19
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:27 0:00

Dendy mengatakan, untuk bisa selamat dari krisis ekonomi penting untuk memanfaatkan potensi lokal. Hal ini berdasarkan pengalaman usahanya selamat dari krisis ekonomi 1998. "Apalagi sekarang ini kan (Covid) dampaknya sama hubungan luar negeri. Jadi kita usahakan tidak terlalu banyak ketergantungan sama bahan baku dari luar, pungkasnya lagi. [rt/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG