Tautan-tautan Akses

Martin Chandrawinata, Insinyur Asal Indonesia yang Ikut Bangun Bay Bridge


Martin Chandrawinata: Diaspora Indonesia yang Terlibat dalam Proyek Pembangunan Bay Bridge
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:59 0:00

Martin Chandrawinata: Diaspora Indonesia yang Terlibat dalam Proyek Pembangunan Bay Bridge

Martin Chandrawinata tidak pernah menyangka akan ikut terlibat dalam proyek pembangunan perpanjangan Bay Bridge di San Francisco karena ketatnya kompetisi dan minimnya pengalaman kerja setelah ia lulus pasca sarjana dari Universitas California di Berkeley.

“Lihat Golden Gate Bridge pagi-pagi waktu itu, saya benar-benar takjub ya. Saya juga pernah bilang, seperti berbisik ke Tuhan begitu, kalau misalnya saya ingin bangun jembatan seperti ini,” kata Martin.

Doa insinyur teknik sipil lulusan Universitas Alabama di Birmingham ini terjawab saat ia dipercayakan dalam projek Bay Bridge beberapa bulan setelah mulai bekerja.

“Waktu saya dapat kerja seperti ini, seperti mimpi menjadi kenyataan buat saya. Cita-cita saya tercapai. Juga bukan hanya saya bisa kerja disini, kebetulan bos saya menugaskan saya untuk jadi fotografer, dan kebetulan saya juga suka fotografi. Jadi, untuk bangun jembatan ini dan bisa terlibat untuk mendokumentasi jembatan ini, saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada Tuhan,” kata Martin.

Bay Bridge adalah salah satu jembatan favorit Martin, bahkan anak-anaknya menyebut jembatan tersebut jembatan ayah mereka.

Sejak kecil, Martin memang sudah tertarik dengan gedung-gedung tinggi. Tetapi kekagumannya pada jembatan memberikan perspektif lain dalam dirinya.

“Jembatan itu sebenarnya sebuah seni untuk para insiyur. Seperti jembatan yang ini, contohnya. Kalau saya lihat ini, elegan, panjang, saya berpikir, bagaimana orang bisa menyeberang dari sisi satu ke sisi satu yang lain, kalau tidak ada jembatan,” ujar Martin.

Setelah proyek pembangunan Bay Bridge selesai, Martin mulai melirik teknologi baru yang dapat memberinya nilai tambah di bidang konstruksi.

“Saya melihat sisi teknologi, seperti drone dalam pembangunan itu sangat bisa membantu. Jadi, saya lagi belajar untuk mengambil izin FAA untuk menjadi pilot,” katanya.

Sebagai diaspora Indonesia di Amerika yang meniti karir di bidang konstruksi, Martin memiliki pesan khusus bagi anak-anak muda yang ingin menjalani profesi serupa.

“Kita selalu bangun ya, kita selalu butuh tempat tinggal, kita selalu butuh infrastruktur untuk membangun ekonomi. Jangan pernah kecil hati, belajar dengan keras, selalu bekerja keras, berteman dengan banyak orang. Juga jangan lupa berdoa kepada Tuhan karena tidak ada yang mustahil,” pesan Martin.

XS
SM
MD
LG