Tautan-tautan Akses

Mantan Pejabat Olimpiade Tokyo Mengaku Tidak Bersalah Terima Suap


FILE - Anggota Dewan Eksekutif Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo (Tokyo 2020) Haruyuki Takahashi mengenakan masker di tengah wabah COVID-19 selama Rapat Dewan Eksekutif Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, 30 Maret 2020. (REUTERS/Issei Kato/Pool)
FILE - Anggota Dewan Eksekutif Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo (Tokyo 2020) Haruyuki Takahashi mengenakan masker di tengah wabah COVID-19 selama Rapat Dewan Eksekutif Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, 30 Maret 2020. (REUTERS/Issei Kato/Pool)

Haruyuki Takahashi, mantan anggota panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, hadir di pengadilan, Rabu (31/1) dan mengatakan dia tidak bersalah menerima suap terkait dengan Olimpiade Tokyo.

Mantan eksekutif di perusahaan periklanan Jepang Dentsu ini didakwa menerima sekitar 198 juta yen ($1,4 juta) sebagai imbalan atas keputusannya membagi-bagikan kontrak Olimpiade terkait pesta olahraga akbar yang diadakan di Tokyo itu pada tahun 2021.

Mengenakan jas abu-abu dan dasi biru, Takahashi duduk diam sementara salah satu pengacaranya membacakan dokumen selama sekitar dua jam di hadapan panel yang terdiri dari tiga hakim di Pengadilan Distrik Tokyo.

Tim pengacaranya berpendapat bahwa uang yang diterima Takahashi bukanlah suap melainkan pembayaran biaya konsultasi yang sah sebagai pakar pemasaran olahraga.

Mereka juga berpendapat bahwa panitia penyelenggara Tokyo tidak mempunyai kewenangan untuk membuat keputusan pemasaran mengenai sponsor atau lisensi, yang merupakan ranah Dentsu, perusahaan periklanan Jepang yang kuat yang mengepalai pemasaran Olimpiade Tokyo.

Mereka mengakui Takahashi memegang kekuasaan di Dentsu, tempat dia sebelumnya bekerja. Ia juga mengakui Takahashi memiliki hubungan dekat dengan pejabat Komite Olimpiade Internasional dan pihak-pihak lain di dunia olahraga.

Tanggal persidangan berikutnya ditetapkan pada 22 Februari.

Surat dakwaan menyatakan Takahashi menerima suap dari pengecer setelan bisnis Aoki Holdings, penerbit Kadokawa, dan sejumlah lainnya. Sun Arrow, salah satu perusahaan yang terlibat, memproduksi boneka maskot versi Olimpiade, Miraitowa, dan versi Paralimpiade, Someity. Lebih sepuluh orang telah dihukum dalam kasus-kasus suap itu, namun semuanya menerima hukuman percobaan.

Investigasi korupsi yang tak terhitung jumlahnya di sekitar Olimpiade Tokyo adalah yang terbaru yang merusak Olimpiade baru-baru ini.
Para penyidik Prancis sedang menyelidiki Olimpiade Paris tahun ini mengenai cara pemberian kontrak.

Meskipun Olimpiade dibiayai sebagian oleh dana swasta, mereka juga sangat bergantung pada dana pajak. Dalam kasus Tokyo, setidaknya 50% adalah uang masyarakat. Tokyo mengatakan secara resmi menghabiskan $13 miliar untuk Olimpiade Tokyo, namun audit pemerintah menyatakan jumlah tersebut mungkin dua kali lipatnya. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG