Tautan-tautan Akses

Ma'ruf Amin: Teknologi Jangan Jungkibalikkan Tradisi


Peserta diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 28 November 2018. (Foto: VOA/Ahmad Bhagaskoro)
Peserta diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 28 November 2018. (Foto: VOA/Ahmad Bhagaskoro)

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin memaparkan sejumlah gagasan untuk menghadapi tantangan Indonesia saat ini.

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengatakan Indonesia perlu melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Menurutnya, perubahan tersebut perlu dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa.

Namun, Ma'ruf menegaskan perubahan ini agar tidak menjungkirbalikkan tradisi dan landasan bangsa yang sudah dibuat oleh para pendiri bangsa.

"Kalau kami di kalangan NU sudah punya paradigmanya. Menjaga yang lama yang baik, tradisi dan paradigma, dan mengambil yang baru yang lebih baik, yaitu melakukan transformasi. Dua hal inilah yang dipegang NU," tutur Ma'ruf Amin lewat rekaman suara dalam diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Rabu (28/11).

Ma'ruf Amin menambahkan bangsa Indonesia juga perlu terus memperbaiki diri ke arah yang lebih baik untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain tantangan teknologi, Ma'ruf menilai Indonesia saat ini juga sedang menghadapi paham keagamaan yang radikal.

Ia menilai kelompok radikal ini tidak memahami dengan baik Pancasila yang sudah dibangun oleh para pendiri bangsa. Sebab, kata dia, Pancasila merupakan titik temu antara kelompok agama dan nasionalis.

"Apabila ada yg masih mempermasalahkan berarti mispersepsi, baik agama maupun kebangsaannya, sehingga tidak bisa memahami tentang kedua hubungan keduanya," imbuhnya.

Menanggapi gagasan yang disampaikan oleh Ma'ruf Amin, pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio mengatakan, gagasan yang ditawarkan oleh pendamping Joko Widodo itu terlalu normatif. Menurutnya, gagasan seperti itu tidak akan mampu menarik suara dari masyarakat, terutama milenial.

"Jangankan milenial, rakyat biasa juga tidak akan tertarik bahasa-bahasa formal dan pesannya dalam tatanan normatif. Harusnya Kyai Ma'ruf memunculkan contoh-contoh di lapangan," jelas Hendri Satrio.

Hendri menambahkan Ma'ruf Amin semestinya memberikan contoh-contoh yang riil terkait persoalan masyarakat di Indonesia dalam kampanye-kampanyenya. [Ab/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG