Tautan-tautan Akses

Laporan PBB: Anak-Anak Tidak Boleh Jadi Prioritas Terakhir Agenda Internasional


Seorang anak menunggu bersama anak-anak lain di dalam area kantor Komisi Bantuan Pengungsi Meksiko, sementara orang tua mereka mengisi dokumen, di Tapachula, Meksiko, 26 April 2019. (Foto: AP)
Seorang anak menunggu bersama anak-anak lain di dalam area kantor Komisi Bantuan Pengungsi Meksiko, sementara orang tua mereka mengisi dokumen, di Tapachula, Meksiko, 26 April 2019. (Foto: AP)

Ketika mempresentasikan Laporan Tahunan Sekretaris Jenderal tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata, Perwakilan Khusus PBB Virginia Gamba mengatakan, “Anak-anak tidak bisa lagi menjadi prioritas terakhir dari agenda internasional atau kelompok individu yang paling tidak dilindungi di planet ini.”

Seraya menyatakan bahwa laporan itu mencakup periode dari Januari hingga Desember 2020 Gamba mengatakan, “Sangat tragis mengetahui bahwa laporan ini diterbitkan pada saat penderitaan anak-anak yang luar biasa mengingat banyaknya kemunduran proses demokrasi di beberapa negara dalam agenda Anak dan Konflik Bersenjata pada awal tahun ini dan meningkatnya kekerasan antara pihak yang berkonflik.”

Gamba khawatir, semua itu akan membatalkan banyak kemajuan yang telah diupayakan dengan susah payah di banyak negara yang terimbas konflik dalam beberapa tahun ini.

Ditanya tentang situasi anak-anak dalam konflik Israel-Palestina, Gamba mengatakan, “Anak-anak Israel dan Palestina tidak pantas menerima ini.” Menurutnya, yang harus diutamakan adalah dialog dan perlindungan anak. “Harus ada solusi damai untuk situasi ini,” ujar Gamba.

Laporan itu menunjukkan bahwa pada tahun 2020, situasi anak-anak dalam konflik bersenjata ditandai dengan masih tingginya angka pelanggaran berat. PBB memverifikasi hampir 24 ribu pelanggaran berat yang dilakukan pada tahun 2020. Jumlah tertinggi pelanggaran berat diverifikasi di Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Republik Arab Suriah, dan Yaman. [ka/uh]

XS
SM
MD
LG