Tautan-tautan Akses

Korsel Sepakat Tingkatkan Kontribusi Penanggungan Biaya Penempatan Pasukan AS


Tentara Korea Selatan mengenakan masker saat berjaga di pos pemeriksaan pangkalan militer di Daegu, Korea Selatan, di tengah pandemi COVID-19, 26 Februari 2020. (Yonhap via REUTERS).
Tentara Korea Selatan mengenakan masker saat berjaga di pos pemeriksaan pangkalan militer di Daegu, Korea Selatan, di tengah pandemi COVID-19, 26 Februari 2020. (Yonhap via REUTERS).

Korea Selatan telah menyetujui peningkatan kontribusinya sebesar 13.9 persen untuk biaya menampung 28.500 tentara AS pada 2021, kenaikan tahunan terbesar selama hampir dua dekade setelah Washington menyerukan agar Seoul memberikan kontribusi yang lebih besar.

Kenaikan tersebut akan membuat kontribusi Korea Selatan tahun ini menjadi 1,18 triliun won atau 1,03 miliar dolar AS. Mantan Presiden AS Donald Trump pernah menuduh Korea Selatan memanfaatkan militer AS secara cuma-cuma, dan menuntut negara itu membayar 5 miliar dolar per tahun.

Jeong Eun-bo. (Foto: dok).
Jeong Eun-bo. (Foto: dok).

“Perjanjian tersebut menyelesaikan kevakuman terlama sekitar satu tahun tiga bulan," kata kepala perunding Korsel, Jeong Eun-bo, dalam keterangannya yang disiarkan televisi. "Ini memberikan kesempatan untuk menegaskan kembali pentingnya aliansi dan kebutuhan menempatkan pasukan AS yang stabil di Korea Selatan."

Kesepakatan Tindakan Khusus selama enam tahun dengan AS itu tercapai setelah negosiasi berlarut-larut dan akan meningkatkan kontribusi tahunan Korea Selatan untuk 2022 hingga 2025 sesuai dengan peningkatan anggaran pertahanan tahunannya, kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataannya. Pada tahun ini, anggaran pertahanan Korea Selatan meningkat 5,4 persen.

Kesepakatan tersebut menggantikan kesepakatan yang sudah habis masa berlakunya pada akhir 2019, di mana Korea Selatan membayar sekitar 920 juta dolar setahun. Kedua belah pihak sepakat untuk membekukan kontribusi Korea Selatan pada 2020, kata kementerian itu.

Karena perkembangan negosiasi yang lambat setelah kesepakatan terakhir kedaluwarsa, sekitar setengah dari sekitar 9.000 warga Korea Selatan yang bekerja untuk militer AS terpaksa mengambil cuti tanpa dibayar, sehingga mendorong kedua negara membuat kesepakatan sementara agar mereka bisa kembali bekerja.

Jeong mengatakan kesepakatan sementara itu menetapkan bahwa pada masa depan, para pekerja masih bisa mendapatkan gaji meski belum ada kesepakatan baru.

Serikat pekerja menyambut baik kesepakatan sementara tersebut, dengan mengatakan itu akan membantu memastikan kondisi kerja yang stabil. Tanpa kesepakatan itu, ribuan pekerja lainnya akan dipaksa untuk mengambil cuti tanpa dibayar bulan depan, kata serikat pekerja itu. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG