Tautan-tautan Akses

Korban KDRT Tewas Dibunuh, Seluruh Sekolah dan Universitas di Italia Heningkan Cipta


Para pengunjuk meneriakkan slogan-slogan yang menentang kekerasan terhadap perempuan (KDRT), di Roma, Sabtu, 23 November 2019. (AP Photo/Andrew Medichini)
Para pengunjuk meneriakkan slogan-slogan yang menentang kekerasan terhadap perempuan (KDRT), di Roma, Sabtu, 23 November 2019. (AP Photo/Andrew Medichini)

Seluruh sekolah dan universitas di Italia pada Selasa (21/11) mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang Giulia Cecchettin, seorang perempuan muda yang diduga dibunuh mantan pacarnya yang posesif.

Pakar statistik di salah satu universitas itu, Livia De Giovanni, mengatakan “komunitas di Luiss mengheningkan cipta selama satu menit pada pukul 11.00 tidak saja untuk mengenang Giulia, perempuan berusia 22 tahun yang dibunuh mantan pacarnya, tetapi juga seluruh perempuan korban femisida dan kekerasan lainnya.”

Inisiatif ini muncul setelah Menteri Pendidikan Giuseppe Valditara meminta seluruh komunitas sekolah "untuk mengenang Giulia dan semua perempuan korban kekerasan," sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah catatan yang dirilis oleh kementerian pada hari Senin.

Universitas Luiss Guido Carli di Roma termasuk di antara mereka yang menerima ajakan menteri ini.

Para pengunjuk rasa menentang kekerasan terhadap perempuan (KDRT), di Roma, Sabtu, 23 November 2019. (AP Photo/Andrew Medichini)
Para pengunjuk rasa menentang kekerasan terhadap perempuan (KDRT), di Roma, Sabtu, 23 November 2019. (AP Photo/Andrew Medichini)

Kemarahan warga Italia memuncak dengan kematian Cecchettin. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bersumpah untuk menindak lebih lanjut kekerasan berbasis gender yang sepanjang tahun ini saja telah merenggut nyawa lebih dari 50 perempuan.

Para mahasiswa menyambut baik inisitif mengheningkan cipta pada pada Selasa ini, untuk merefleksikan apa yang terjadi; meskipun banyak yang menyerukan tindakan lebih lanjut. Sophie Cipolletti, seorang mahasiswa berusia 19 tahun mengatakan “kami mengheningkan cipta selama satu menit dab mengingat Giulia, tetapi hal ini tidak boleh berakhir di sini saja, tidak boleh berakhir di menit ini.”

Hal senada disampaikan Gloria Rossi, usia 20 tahun, mahasiswa Ekonomi dan Manajemen di kampus yang sama. “Mengenang korban KDRT, sebagaimana yang kami lakukan tadi pagi dengan mengheningkan cipta bersama, merupakan hal penting. Tetapi pada saat bersamaan, merupakan yang penting pula untuk dapat membela diri, sehingga kasus-kasus seperti ini tidak terus terjadi dan tidak menjadi kenormalan baru.”

Sejumlah mahasiswa laki-laki setuju bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah masalah, dan mereka menyerukan perubahan budaya, termasuk mentalitas laki-laki. Pasquale Paduao, mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Luiss, yang berusia 19 tahun, mengatakan “meskipun tidak semua laki-laki melakukan aksi kekerasan, tetapi dalam hampir semua kasus, laki-laki yang membunuh, memperkosa, dan melanggar hak-hak perempuan.”

Polisi di Jerman telah menangkap Filippo Turetta, yang telah buron sejak 11 November setelah terlihat bertengkar dengan Cecchetin yang berusia 22 tahun. Turetta telah melakukan serangan secara fisik, sebagaimana terekam kamera video di pingir jalan.

Mayat Cecchettin, yang dilaporkan memiliki sejumlah luka tikam, ditemukan terbungkus dalam plastik di dekat Danau Barcis, di provinsi Pordenone di utara Venice.

Nasib Cecchettin, yang sedianya lulus dari kampusnya pada Kamis (23/11), telah mendominasi pemberitaan di surat kabar Italia pada seminggu terakhir ini. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG