Tautan-tautan Akses

Komisioner KPAI: Siswa dan Orang Tua Beda Sikap Soal Masuk Sekolah


Petugas menyemprotkan cairan desinfektan di ruang kelas di sebuah sekolah di Surabaya (foto VOA/Petrus Riski).
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan di ruang kelas di sebuah sekolah di Surabaya (foto VOA/Petrus Riski).

Orang tua dan siswa berbeda pandangan soal rencana pembukaan sekolah di tengah pandemi corona, mulai 13 Juli nanti. 

Hasil sementara kuesioner yang dibuat Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti secara pribadi menunjukkan sekitar 80 persen orang tua tidak setuju jika sekolah dibuka pada 13 Juli 2020. Sedangkan 80 persen siswa dan 60 persen guru, setuju sekolah dibuka.

Kuesioner yang disebar selama 32 jam ini, saat ditutup pada Kamis (28/5) pukul 7.30 WIB, telah diisi oleh 9.643 siswa, 18.112 guru dan 196.559 orang tua. Retno berharap data hasil kuesioner ini dapat ditindaklanjuti pemerintah dalam mengambil kebijakan.

"Kalau anak-anak memang sudah kangen dengan temannya dan lebih senang belajar di sekolah dengan alasan tertentu. Kalau orang tua menolak karena takut anaknya tertular. Jadi mereka ngusulin-nya, kapan sekolah dibuka. Mayoritas orang tua mengusulkan Januari," jelas Retno Listyarti kepada VOA, Jumat (29/5).

Komisioner KPAI Retno Listyarti. (Foto: VOA/Sasmito)
Komisioner KPAI Retno Listyarti. (Foto: VOA/Sasmito)

Retno menjelaskan tidak bermaksud menggiring jawaban kuesioner dengan pilihan jawaban tertutup. Menurutnya, pilihan jawaban tertutup tersebut sudah didiskusikan dengan para guru, orang tua dan tenaga kesehatan.

Ia menambahkan membutuhkan waktu untuk menyelesaikan olah data hasil kuesioner ini. Namun, kata dia, hasil kuesioner ini juga sejalan dengan survei KPAI tentang pembelajaran jarak jauh. Adapun hasil survei KPAI menunjukkan siswa mengalami kejenuhan selama belajar jarak jauh dan lebih senang belajar di sekolah.

"Anak-anak ini merasa jenuh dan lelah karena tugas melulu. Sementara guru juga sudah mulai kebingungan dengan memberikan tugas terus, tidak seperti tatap muka," tambahnya.

PGRI Minta Pemerintah Tak Buru-Buru Buka Sekolah

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB-PGRI) Unifah Rosyidi meminta pemerintah tidak terburu-buru membuka sekolah pada tahun ajaran baru atau Juli mendatang. Ia khawatir penularan virus corona akan semakin masif di sekolah-sekolah jika tidak ada perencanaan matang. Sebab, penerapan protokol kesehatan di sekolah akan sulit dilakukan, apalagi bagi murid-murid sekolah dasar.

"Orang tua itu mengirim pesan ke saya, meminta tolong untuk diperjuangkan supaya tidak dibuka. Kami kan sudah menuruti protokol kesehatan pemerintah. Sekian lama kita jaga anak-anak di rumah," jelas Unifah kepada VOA, Kamis (28//5).

Unifah juga mendorong pemerintah untuk membuat konsep pembelajaran yang efektif dan berkualitas di tengah pandemi. Menurutnya, pembelajaran darurat ini sudah semestinya diakhiri karena wabah corona sudah berlangsung tiga bulan.

Komisioner KPAI: Siswa dan Orang Tua Beda Sikap Soal Masuk Sekolah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:30 0:00

Kemendikbud: Tahun Ajaran Baru Tidak Sama dengan Pembukaan Sekolah

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengatakan tanggal 13 Juli mendatang merupakan tahun pelajaran baru. Kendati demikian, tahun ajaran baru ini tidak berarti kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka. Menurutnya, metode belajar di sekolah akan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

"Dengan dimulainya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ini sebenarnya sudah jelas bahwa kami tidak memundurkan kalender pendidikan ke bulan Januari. Kenapa tidak memundurkan? Karena kalau memundurkan maka akan ada konsekuensi yang harus kita sinkronkan,” jelas Hamid dalam keterangan tertulis, Jumat (29/5).

“Kelulusan siswa SMA dan SMP sudah diumumkan, sebentar lagi akan diumumkan untuk kelulusan siswa SD. Artinya kalau sudah lulus kemudian diperpanjang, anak yang lulus ini mau dikemanakan? Termasuk juga perguruan tinggi juga sudah melakukan seleksi," imbuhnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. (Foto: Kemendikbud)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. (Foto: Kemendikbud)

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim juga sudah menegaskan bahwa keputusan pembukaan kembali sekolah tidak akan dilakukan sepihak oleh kementeriannya. Namun, akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Termasuk soal waktu dan metode pembelajaran di sekolah.

"Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario. Kami sudah ada berbagai macam. Tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri. Jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengoordinasikan," ujar Nadiem melalui rilis Rabu (20/5).

Nadiem juga membantah bahwa Kemendikbud akan membuka sekolah pada awal tahun ajaran baru pada Juli mendatang. [sm/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG