Tautan-tautan Akses

Kim Bersumpah Akan Tingkatkan Hubungan dengan China di Tengah Pandemi


Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri rapat pleno Partai Buruh di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 12 Februari 2021. (Foto: KNCA via Reuters)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri rapat pleno Partai Buruh di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 12 Februari 2021. (Foto: KNCA via Reuters)

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan, Kamis (1/7), ia akan meningkatkan hubungan dengan China, sekutu utamanya, sewaktu ia berusaha memimpin negaranya keluar dari krisis yang semakin dalam terkait dengan pandemi.

Kim membuat pernyataan itu dalam sebuah pesan kepada Presiden China Xi Jinping sewaktu mengucapkan selamat kepadanya pada peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China, kata kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.

“Partai Buruh Korea, dengan persatuan yang kuat dengan Partai Komunis China, akan meningkatkan persahabatan Korea Utara-China ke titik strategis baru sebagaimana dituntut oleh waktu dan sebagaimana diinginkan oleh rakyat kedua negara,” kata Kim sebagaimana dikutip dalam pernyataan tersebut.

Dalam penggalan pernyataannya yang tampaknya merujuk ke Amerika Serikat, Kim mengatakan bahwa fitnah kejam dan tekanan menyeluruh “kekuatan musuh” terhadap Partai Komunis China tidak lebih dari upaya terakhir kekuatan itu, namun kekuatan tersebut tidak akan pernah dapat mengekang kemajuan yang dicapai orang-orang China.

Pernyataan Kim itu muncul sehari setelah media pemerintah mengungkapkan bahwa ia telah mengatakan pada pertemuan Politbiro bahwa penyimpangan “penting'' dalam upaya penanggulangan virus corona telah menimbulkan “krisis besar”. Kim tidak merinci pernyataannya itu, tetapi ada spekulasi bahwa pernyataan tersebut menyiratkan bahwa ia meminta bantuan internasional, termasuk pengiriman vaksin.

Korea Utara memberlakukan beberapa tindakan anti-virus terberat di dunia, termasuk menutup perbatasan-perbatasannya. Kim sendiri mengatakan bahwa negaranya bebas virus corona, meski klaim itu dipertanyakan banyak negara.

Langkah-langkah drastis itu telah menghancurkan ekonominya yang sudah terpuruk, dan Kim telah mengatakan sebelumnya bahwa negaranya menghadapi situasi “terburuk ''. Tidak jelas kapan Korea Utara akan membuka kembali perbatasannya dengan China, dan sejauh ini, tidak ada laporan bahwa negara itu telah menerima vaksin apa pun.

Lebih dari 90% perdagangan Korea Utara dilakukan melalui China, yang telah lama dicurigai menolak untuk sepenuhnya menerapkan sanksi-sanksi PBB terhadap Korea Utara terkait program senjata nuklirnya.

Para pakar mengatakan China tidak ingin kekacauan terjadi di Korea Utara karena situasi seperti itu akan menimbulkan arus pengungsi ke China. Pada saat bersamaan, China juga mendukung AS dalam usahanya menyatukan Korea Utara dengan Korea Selatan.

Pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengisyaratkan kemungkinan negaranya mengirim bantuan ke Korea Utara. [ab/my]

Recommended

XS
SM
MD
LG