Tautan-tautan Akses

Kesaksian Bolton Bisa Ubah Pengadilan Pemakzulan Trump


Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton di Gedung Putih, Washington, D.C., 27 November 2018. (Foto: dok).
Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton di Gedung Putih, Washington, D.C., 27 November 2018. (Foto: dok).

Pengadilan pemakzulan Presiden Amerika Donald Trump dilanjutkan hari Senin (27/1) di tengah-tengah munculnya laporan mengenai bukti baru yang dapat mengubah hasil pemungutan suara dari para senator Republik tentang perlu tidaknya menghadirkan saksi-saksi.

Sebuah laporan di harian New York Times mengungkapkan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menuduh Trump secara pribadi mengatakan kepadanya bahwa dia mensyaratkan agar bantuan untuk Ukraina dikaitkan dengan penyelidikan terhadap lawan-lawan politiknya.

John Bolton, saksi yang telah lama diinginkan oleh Partai Demokrat dari Kongres, kini sekali lagi menjadi fokus dari upaya mereka setelah manuskrip bukunya yang bocor mengungkapkan kesaksian langsungnya yang bisa mengukuhkan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan terhadap Trump. Mengenai tuduhan itu, Senator Chuck Schumer dari Partai Demokrat memberikan komentarnya.

“Tidak hanya ada lebih banyak bukti bahwa presiden menahan bantuan untuk mendapatkan keuntungan politik dan investigasi, tetapi tampaknya ada upaya besar menutup-nutupi di antara begitu banyak orang terkemuka di Gedung Putih yang tahu tentang hal itu dan tidak mengatakan apa-apa tentang itu, apalagi berusaha menghentikannya. Jika ada sedikit pun logika yang tersisa untuk tidak mendengarkan saksi dan memeriksa dokumen-dokumen itu, maka buku Bolton baru saja menghapusnya,” jelasnya.

Tetapi ketika hari kedua pembelaan presiden berlangsung, salah seorang pengacara Trump, Jay Sekulow, secara tidak langsung menanggapi klaim Bolton tersebut.

“Kita berurusan dengan bukti transkrip. Kita berurusan dengan informasi yang tersedia untuk umum. Kita tidak berurusan dengan tuduhan yang bersifat spekulatif, yang tidak didasarkan pada standar pembuktian sama sekali,” kata Jay Sekulow.

Sementara itu Presiden Trump mentah-mentah menyangkal tuduhan itu. “Saya bisa katakan bahwa tidak ada yang pernah dikatakan kepada John Bolton.”

Tetapi informasi itu tampaknya membuat beberapa senator Republik lebih mungkin untuk memberikan suara mendukung pemanggilan saksi, seperti disampaikan oleh Senator Mitt Romney.

“Saya kira semakin besar kemungkinan bahwa senator Republik lainnya akan bergabung dengan kami yang berpendapat bahwa kita harus mendengar dari John Bolton. Dan apakah ada saksi atau dokumen lain – yah, itu masalah lain, tetapi saya pikir relevansi John Bolton dengan keputusan kami menjadi semakin jelas,” jelas Senator Mitt Romney.

Pemungutan suara untuk meminta John Bolton sebagai saksi dapat memungkinkan para pejabat dan mantan pejabat pemerintah bersaksi, tetapi Partai Republik kemungkinan akan berusaha memanggil saksi-saksi mereka sendiri, termasuk mantan Wakil Presiden Joe Biden dan putranya Hunter.

Keterlibatan Hunter dengan perusahaan gas Ukraina, Burisma, merupakan salah satu masalah yang diajukan oleh pembela Trump, yang mengulangi klaim utama mereka bahwa Trump tidak melakukan kesalahan, seperti disampaikan oleh Jay Sekulow.

“Presiden selalu bertindak di bawah otoritas konstitusi, di bawah otoritas hukumnya, demi kepentingan internasional, dan sesuai dengan sumpah jabatannya. Meminta seorang pemimpin asing untuk menyelesaikan masalah korupsi bukanlah pelanggaran sumpah,” kata Jay Sekulow.

Argumen pembuka dalam persidangan akan berakhir pada hari Rabu ini, diikuti oleh kesempatan bagi para senator untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri tentang kasus ini. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG