Tautan-tautan Akses

Demokrat Minta John Bolton Dipanggil sebagai Saksi dalam Sidang Pemakzulan


Mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton.
Mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton.

Pengacara Presiden AS Donald Trump melanjutkan pembelaan mereka dalam sidang pemakzulan terhadap Trump, sementara fraksi Republik yang mayoritas di Senat mempertimbangkan cara menanggapi tuduhan mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton.

Tim pengacara Presiden Trump hari Senin (27/1) melanjutkan pembelaan mereka dalam kasus pemakzulan presiden Trump. Sementara pihak partai Demokrat mengeluarkan seruan baru untuk minta dihadirkannya saksi-saksi dalam sidang Senat itu, setelah John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional, mengatakan Trump ingin menahan bantuan militer bagi Ukraina sampai negara itu melancarkan penyelidikan atas saingan utamanya dalam pemilu tahun ini, mantan wakil presiden Joe Biden.

Harian New York Times melaporkan hari Minggu, tuduhan itu muncul dalam buku John Bolton yang belum diterbitkan, yang kemudian dikukuhkan oleh media berita lainnya.

Senator Lindsey Graham, pembela Trump, mengatakan kepada wartawan, ia akan mendukung pemeriksaan terhadap buku John Bolton yang akan segera terbit, "The Room Where It Happened," untuk "mengevaluasi naskahnya dan mencari tahu apakah ada alasan untuk menambah catatan."

Bolton mengklaim, Trump menginginkan Ukraina menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden dan putra Biden, sebelum ia menyerahkan 391 juta dolar yang diinginkan Ukraina untuk membantu memerangi separatis pro-Rusia justru merugikan pertahanan utama Trump - bahwa ia tidak terlibat kesepakatan quid pro quo dengan Ukraina, menyerahkan bantuan sebagai imbalan atas penyelidikan yang bernuansa politik itu.

Pengacara Bolton mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa naskah buku itu telah di kirim ke Dewan Keamanan Nasional satu bulan yang lalu untuk memastikan tidak ada bahan-bahan rahasia di dalamnya sebelum diterbitkan.

Namun, Presiden Trump segera menyerang pernyataan Bolton yang dilaporkan itu.

Trump mengatakan lewat Twitter hari Senin pagi, “SAYA TIDAK PERNAH mengatakan kepada John Bolton bahwa bantuan (militer) untuk Ukraina itu dikaitkan dengan kelompok Demokrat, termasuk (Joe) Biden dan putranya.” Faktanya Bolton tidak pernah mengeluh tentang hal ini ketika ia dipecat. Kalau Bolton mengatakan hal ini, jelas itu hanya usaha untuk menjual bukunya,” kata Trump lagi.

Trump saat ini sedang diadili oleh Senat atas tuduhan bahwa ia menahan 391 juta dollar bantuan militer bagi Ukraina, sambil mendesak pemimpin Ukraina untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden Joe Biden, dan teori yang sudah dibantah bahwa bukan Russia yang campur tangan dalam pemilihan presiden tahun 2016, tapi Ukraina.

Tuduhan kedua yang dikenakan atas Trump dalam Pasal-Pasal Pemakzulan yang dikeluarkan oleh DPR adalah Trump menghalangi usaha Kongres untuk menyelidiki hal ini.

Anggota DPR yang bertindak sebagai jaksa penuntut dalam sidang di Senat mengeluarkan pernyataan, memperbaharui seruan supaya Bolton dipanggil sebagai saksi, karena ia punya “informasi yang sangat penting.”

Kelompok Demokrat itu mengatakan, Presiden telah menolak permintaan mereka supaya Bolton memberikan kesaksian dalam sidang-sidang penyelidikan pemakzulan. “Kini kami tahu mengapa permintaan itu ditolak,” kata pihak Demokrat lagi.

John Bolton dipecat oleh presiden Trump tanggal 10 September lalu, dan mengatakan ia bersedia memberikan kesaksian kalau dipanggil secara resmi oleh Senat.

Gedung Putih telah menghalangi beberapa pejabat dan mantan pejabat untuk memberikan kesaksian dalam sidang penyelidikan pemakzulan, termasuk Bolton dan pejabat kepala staf Gedung Putih Mick Mulvaney. Trump mengatakan ia punya hak sebagai presiden untuk melakukan hal itu. (ii/jm)

XS
SM
MD
LG