Tautan-tautan Akses

Kemlu RI Belum Dapat Pastikan Soal Kemungkinan WNI Jadi Pelaku Teror Bom di Filipina


Gedung Pancasila, bagian dari bangunan dalam Kompleks Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta (Photo: Wikipedia).
Gedung Pancasila, bagian dari bangunan dalam Kompleks Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta (Photo: Wikipedia).

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Jumat malam (1/2) mengatakan belum dapat memastikan berita mengenai kemungkinan keterlibatan dua warga negara Indonesia dalam aksi teror bom di Jolo, Filipina Selatan. Dalam keterangan pers yang diterima VOA beberapa saat lalu, Kemlu juga menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri tengah mencoba berkomunikasi dengan berbagai pihak di Filipina untuk memperoleh informasi.

“KBRI di Manila maupun KJRI di Davao City tengah berusaha mendapatkan konfirmasi dari berita tersebut,” tambah pernyataan tersebut.

Kemlu menggarisbawahi bahwa informasi terakhir yang diterima hari Jumat dari pihak Kepolisian Nasional Filipina (PNP dan Komando Militer Western Mindanao Command (Westmincom) “pelaku pemboman di Jolo sampai saat ini belum teridentifikasi identitas maupun kewarganegaraanya.”

Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano
Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano kepada pers hari Jumat (1/2) mengatakan ia yakin pasangan suami-istri asal Indonesia berada di balik serangan terhadap Katedral Roma di Jolo, Filipina Selatan pada 27 Januari lalu, yang menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, termasuk warga sipil dan tentara. Ano menyampaikan informasi itu berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah saksi mata dan sumber-sumber yang tidak dirincinya.

“Mereka warga Indonesia,” ujar mantan panglima militer itu kepada CNN Filipina. Ditambahkannya “saya yakin mereka adalah warga Indonesia.”

Sebelumnya ISIS mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan bunuh diri itu.

Dihubungi VOA melalui telpon untuk memastikan hal tersebut, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris hanya menjawab singkat “saya belum tahu.”

Lebih jauh Ano mengatakan pasangan Indonesia yang melakukan serangan bom bunuh diri itu telah mendapat bantuan dari Abu Sayyaf, organisasi militan yang terkenal kerap melakukan penculikan di bagian selatan Filipina. Ano menambahkan mereka yang merencanakan serangan itu pastinya telah mendapat instruksi dari sebuah jaringan operasi yang berafiliasi dengan ISIS.

VOA masih berupaya mencari informasi lebih rinci tentang identitas kedua pelaku pembom bunuh diri tersebut. [em]

Recommended

XS
SM
MD
LG