Tautan-tautan Akses

Kemlu RI: Belum Ada Notifikasi Soal Pemulangan Dubes Nigeria


Pengendara motor melewati Kedutaan Besar Nigeria di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Kementerian Luar Negeri meminta maaf pada Kamis atas penanganan seorang diplomat Nigeria. (Foto: AP/Tatan Syuflana)
Pengendara motor melewati Kedutaan Besar Nigeria di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Kementerian Luar Negeri meminta maaf pada Kamis atas penanganan seorang diplomat Nigeria. (Foto: AP/Tatan Syuflana)

Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan belum ada notifikasi soal pemulangan Dubes Nigeria untuk Indonesia, Usmah Ogah.

Hubungan diplomatik Indonesia dan Nigeria memanas setelah terjadinya dugaan tindakan penganiayaan oleh petugas imigrasi Jakarta Selatan terhadap Abdul Rahman Ibrahim, pejabat konsuler di Kedutaan Besar Nigeria di Jakarta. Insiden tersebut terjadi pada 7 Agustus. Buntutnya, Menteri Luar Negeri Nigeria Geoffrey Onyeama mengancam akan menarik duta besarnya dari Indonesia, Usman Ogah, sebagaimana dikutip dari Sahara Reporters.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Kamis (12/8), mengakui mengetahui soal rencana penarikan Duta Besar Usman Ogah dari pemberitaan di Nigeria, tetapi hingga kini ia belum mendapat pemberitahuan resmi dari Kedutaan Besar Nigeria di Jakarta.

Pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah. (Foto: Kementerian Luar Negeri)
Pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah. (Foto: Kementerian Luar Negeri)

"Saya belum mendengar realisasinya. Memang ada semacam rilis yang kita ikuti dari pemberitaan di Nigeria, namun sampai saat sekarang kita belum ada semacam keterangan lebih lanjut dari pihak kedutaan besarnya di Jakarta," kata Faizasyah.

Selain ancaman penarikan Dubes Nigeria, pemerintah negara tersebut juga melakukan protes keras yang disampaikan melalui Duta Besar Indonesia untuk Nigeria Usra Hendra Harahap. Usra dipanggil Onyeama ke kantornya di Ibu Kota Abuja dua hari lalu.

Faizasyah menambahkan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jalelani, Rabu (11/8), telah mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Nigeria. Namun dia menolak menyampaikan hasil pertemuan tersebut.

Pada pertemuan itu, lanjut Faizasyah kedua pejabat membahas hubungan bilateral yang sudah terjalin dengan baik selama ini.

Pengendara motor melewati Kedutaan Besar Nigeria di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Kementerian Luar Negeri meminta maaf pada Kamis atas penanganan seorang diplomat Nigeria. (Foto: AP/Tatan Syuflana)
Pengendara motor melewati Kedutaan Besar Nigeria di Jakarta, Kamis, 12 Agustus 2021. Kementerian Luar Negeri meminta maaf pada Kamis atas penanganan seorang diplomat Nigeria. (Foto: AP/Tatan Syuflana)

"Kementerian Luar negeri menyesalkan terjadinya peristiwa tanggal 7 Agustus tersebut. Insiden tersebut adalah insiden yang berdiri sendiri dan sama sekali tidak terkait dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam menjalankan kewajiban sebagai tuan rumah sesuai dengan Konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik," ujar Faizasyah.

Faizasyah menekankan pemerintah Indonesdia terus berkomunikasi dengan pemerintah Nigeria melalui jalur diplomatik.

Dia menambahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) telah melakukan investigasi internal atas kejadian itu.

Kemlu: Belum Ada Notifikasi Kepulangan Dubes Nigeria
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:57 0:00

Kronologi Kejadian

Dalam jumpa pers di kantornya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Ibnu Chuldun menjelaskan mengenai kronologi kejadian dugaan penganiayaan terhadap diplomat Nigeria bernama Abdul Rahman Ibrahim itu.

Ibnu mengatakan peristiwa dugaan penganiayaan ini terjadi pada 7 Agustus di depan sebuah apartemen di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Waktu itu, tim pengawasan keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Non-PPI Jakarta Selatan sedang melakukan pengawasan sekaligus pengecekan rutin terhadap keabsahan izin tinggal warga negara asing di Indonesia.

Namun ketika diminta oleh petugas imigrasi, Ibrahim menolak menunjukkan identitas atau paspornya. Dia bahkan menantang untuk dibawa ke kantor imigrasi untuk pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan kewenangan petugas imigrasi.

Kepala Kantor Wilayah DKI Jakarta, Ibnu Chuldun (kiri) bersama dengan Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenhumkam DKI Jakarta Safar Muhammad Godam (kanan) memberikan pernyataan kepada pers mengenai insiden yang terjadi antara petugas Imigrasi Jakarta Selata
Kepala Kantor Wilayah DKI Jakarta, Ibnu Chuldun (kiri) bersama dengan Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenhumkam DKI Jakarta Safar Muhammad Godam (kanan) memberikan pernyataan kepada pers mengenai insiden yang terjadi antara petugas Imigrasi Jakarta Selata

Menurut Chuldun, petugas kemudian membawa Ibrahim dengan mobil ke kantor imigrasi. Namun dalam perjalanannya, Ibrahim bersikap agresif kepada petugas termasuk berteriak-teriak, menggigit, meronta dan menyikut petugas imigrasi.

Ibrahim bahkan berusaha memecah kaca jendela mobil dengan menggunakan rokok elektrik milik petugas yang berhasil dia rebut.

"Sikap agresif tersebut telah menyebabkan salah satu petugas imigrasi mengalami luka memar dan berdarah di bagian bibir sebelah kiri dan ini sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan," tutur Ibnu.

Untuk menenangkan Ibrahim dan mencegah situasi memburuk, petugas imigrasi memegang tangan dan kepala yang bersangkutan.

Setiba di kantor imigrasi, Ibrahim baru menunjukkan kartu identitasnya. Setelah itulah, pihak imigrasi baru mengetahui Ibrahim sebagai diplomat Nigeria yang bertugas di kedutaannya di Jakarta. Pihak imigrasi Jakarta Selatan mendapat konfirmasi dari Kementerian Luar Negeri soal status Ibrahim sebagai diplomat Nigeria.

Ibnu menambahkan perdamaian terjadi setelah ada pertemuan antara Duta Besar Nigeria Usman Ogah dengan pihak imigrasi Jakarta Selatan. Ibrahim dan petugas sama-sama mengakui telah terjadi kesepahaman dalam insiden tersebut. [fw/ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG