Tautan-tautan Akses

Kementan Beberkan Sejumlah Penyebab Kenaikan Harga Beras


Suasana di gudang beras BULOG di Jakarta. (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
Suasana di gudang beras BULOG di Jakarta. (Foto: AP/Achmad Ibrahim)

Kementerian Pertanian (Kementan) menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan harga beras mengalami kenaikan. Namun, Kementan memastikan stok bahan pangan itu masih mencukup sampai akhir tahun.

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Ismail Wahab mengatakan harga rata-rata beras di penggilingan sudah mencapai Rp10.300 per kilogram (kg), sedangkan harga beras di tingkat konsumen pada September 2022 tercatat Rp11.707 per kg. Pada Oktober, harga rata-rata beras sudah mencapai 11.858 per kg.

Faktor pertama yang menyebabkan harga beras naik, kata Ismail, adalah pola musiman produksi beras. Produksi biasanya mulai meningkat pada Januari-Februari dan akan mencapai puncak panen pada Maret-April, dan akan terus menurun pada bulan-bulan berikutnya.

Pekerja memuat karung pupuk di sebuah pelabuhan di Jakarta, 7 Desember 2007. (Foto: AFP/Adek Berry)
Pekerja memuat karung pupuk di sebuah pelabuhan di Jakarta, 7 Desember 2007. (Foto: AFP/Adek Berry)

Faktor kedua adalah penggunaan pupuk non-subsidi.

“Sekarang ini rata-rata petani berusaha tani menggunakan pupuk non-subsidi yang harganya jauh dari harga pupuk subsidi. Dan mereka rata-rata menggunakan NPK yang harganya mahal. Itu mereka untuk mengkompensasi penggunaan pupuk yang non subsidi tadi, mereka menjual gabahnya relatif lebih tinggi daripada sebelumnya,” ungkap Ismail.

Lanjutnya, kenaikan harga beras ini tidak lepas dari dampak kenaikan harga BBM subsidi pada September yang berimbas pada kenaikan biaya upah pekerja petani hingga Rp25.000 per hari.

Meski harga beras naik, Ismail memastikan bahwa stok beras ini masih cukup sampai akhir tahun.

“Dari segi produksi ya tadi cukup, tapi komponen-komponen yang membuat produksi itu menjadi naik, cost-nya nambah, ya otomatis harganya naik,” tambahnya.

Seorang pelanggan mengecek kualitas beras saat berbelanja di pasar beras Cipinang di Jakarta, 22 Januari 2016. (Foto: Reuters/Garry Lotulung)
Seorang pelanggan mengecek kualitas beras saat berbelanja di pasar beras Cipinang di Jakarta, 22 Januari 2016. (Foto: Reuters/Garry Lotulung)

Berdasarkan hasil survei cadangan beras nasional yang dilakukan oleh Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementan menunjukkan bahwa stok cadangan beras nasional mencapai sekitar 8 juta ton yang tersedia sampai Desember. Selain itu, saat ini ada sekitar 1,88 juta ton stok beras di penggilingan dan di pedagang.

Ismail menyatakan bahwa kenaikan harga beras ini tidak akan terlalu lama. Pasalnya, puncak panen raya akan terjadi pada Februari-Maret 2023 mendatang. Terkait wacana impor beras yang ramai diperbincangkan, Ismail mengaku tidak dalam kapasitas untuk menjawab hal tersebut.

“Impor? Saya tidak bisa menjawab. Ranah impor itu banyak, tidak hanya di Kementerian Pertanian, ada di Kemendag (Kementerian Perdagangan), di Kemenko (perekonomian) dan itu harus ada keputusan di ratas (rapat terbatas),” jawabnya singkat.

Seorang porter beristirahat di samping karung beras di pasar grosir beras di Jakarta Timur, 20 Mei 2015. (Foto: REUTERS/Nyimas Laula)
Seorang porter beristirahat di samping karung beras di pasar grosir beras di Jakarta Timur, 20 Mei 2015. (Foto: REUTERS/Nyimas Laula)

BULOG Pastikan Pasokan Beras Aman

Sementara itu, dalam siaran persnya Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) Budi Waseso memastikan pasokan beras nasional cukup untuk enam bulan ke depan. Menurutnya, stok beras tersebut siap digelontorkan kapan saja melalu operasi pasar setiap hari untuk mempertahankan stabilitas harga pangan.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso. (Foto: VOA)
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso. (Foto: VOA)

“Masyarakat jangan khawatir, BULOG menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” ungkap Budi.

Pihaknya juga telah melakukan pemantauan intensif terkait dengan kenaikan harga beras pada akhir-akhir ini di pasaran. Menurutnya, kenaikan harga tersebut disebabkan baik oleh faktor eksternal maupun internal seperti anomali cuaca, kenaikan harga BBM dan juga situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam.

Kegiatan Operasi Pasar atau Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), katanya juga telah dilakukan sepanjang tahun oleh BULOG. Instrumen tersebut terbukti efektif menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen.

“Sampai dengan pagi ini kami sudah menggelontorkan beras operasi pasar di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak hampir 1 juta ton dan selanjutnya setiap hari kami akan gelontorkan terus sampai dengan panen raya berikutnya,” paparnya.

Budi menjelaskan jumlah stok beras yang dikuasai BULOG saat ini adalah sebanyak 625 ribu ton beras di dalam negeri. Selain itu, BULOG juga sudah melakukan kerja sama dengan pihak mancanegara dengan menyimpan stok beras komersial sebanyak 500 ribu ton di luar negeri.

Bulog Lakukan Sortasi Terhadap Beras Turun Mutu Di Oku Sumsel , 13 Februari 2019. (Facebook: Perum Bulog).
Bulog Lakukan Sortasi Terhadap Beras Turun Mutu Di Oku Sumsel , 13 Februari 2019. (Facebook: Perum Bulog).

“Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang BULOG di seluruh Indonesia ditambah stok beras komersial hasil kerja sama di luar negeri. Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah,” katanya.

Ia menekankan, bahwa BULOG akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan ini. Selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampai pelosok Tanah Air, BULOG sendiri juga sudah memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.

“Kami pastikan juga bahwa seluruh jaringan yang bekerja sama dengan Perum BULOG sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online, juga outlet-outlet binaan Perum BULOG seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada,” pungkasnya. [gi/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG