Tautan-tautan Akses

Kematian akibat Covid-19 pada Ras Minoritas AS Lebih Tinggi daripada Ras Kulit Putih


Warga di Sunset Park, salah satu kawasan di Brooklyn dengan populasi komunitas Meksiko dan Hispanik terbanyak, mengenakan masker antre masuk ke toko di tengah pandemi virus corona Covid-19, di New York, 5 Mei 2020.
Warga di Sunset Park, salah satu kawasan di Brooklyn dengan populasi komunitas Meksiko dan Hispanik terbanyak, mengenakan masker antre masuk ke toko di tengah pandemi virus corona Covid-19, di New York, 5 Mei 2020.

Para pakar kesehatan pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan, Selasa (20/10), mengatakan tingkat kematian akibat virus corona pada warga Hispanik, kulit hitam, dan Amerika keturunan Asia di AS lebih tinggi secara tidak proporsional dibandingkan dengan orang kulit putih.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) dalam laporan baru mengatakan dari akhir Januari -- ketika pandemi pertama kali menghantam AS dari China dan Eropa -- hingga awal Oktober, kematian warga kulit putih sekitar 12 persen lebih tinggi daripada bulan yang sama empat tahun berturut-turut sebelumnya.

Namun, CDC mengatakan kematian orang Hispanik dalam periode yang sama pada 2020 itu 53,6 persen lebih tinggi daripada dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Kematian orang kulit hitam naik 32,9 persen dan orang Amerika keturunan Asia sebesar 36,6 persen.

“Peningkatan yang tidak proporsional di antara kelompok ras dan etnis tertentu ini konsisten dengan perbedaan yang dicatat dalam kematian Covid-19,” kata CDC.

Badan kesehatan federal itu mengatakan persentase peningkatan kematian terbesar tampak di antara individu berusia 25 hingga 44 tahun. Jumlah yang mencolok tampak pada orang di bawah usia 25, bernasib paling baik dengan pertambahan kematian hanya 841.

Jumlah total kematian berlebih dibandingkan beberapa tahun terakhir, berkisar dari 841 kematian untuk orang yang lebih muda dari 25 tahun sampai 94.646 di antara mereka yang berusia 75 hingga 84 tahun.

Menurut Universitas Johns Hopkins, AS sekarang telah mencatat lebih dari 220 ribu kematian akibat virus corona dan 8,2 juta infeksi. Kedua angka tersebut adalah yang tertinggi di dunia. [my/ft]

XS
SM
MD
LG