Kekerasan antar etnik di kawasan timur laut Republik Demokratik Kongo telah menewaskan lebih dari 24 orang dan menyebabkan ratusan rumah terbakar habis.
Pejabat Kongo mengatakan pertempuran terjadi antara kelompok etnis Hema dan Lendu akhir pekan lalu di Provinsi Ituri.
Tidak jelas apa yang memicu pertempuran, namun kedua kelompok tersebut telah menjadi musuh bebuyutan selama beberapa dekade.
Misi penjaga perdamaian PBB di sana mengatakan akan menilai situasinya.
Sementara itu, Amerika Serikat telah menerapkan sanksi terhadap komandan militer Kongo dan tiga pemimpin pemberontak karena "berkontribusi terhadap kemiskinan yang meluas, kerawanan pangan yang kronis, dan menyebabkan penduduk mengungsi."
Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi terhadap empat orang yang sama pekan lalu atas pelanggaran hak asasi manusia.
Tindakan Senin (5/2) itu membekukan semua aset yang dimiliki keempat orang itu di Amerika Serikat dan melarang orang Amerika melakukan bisnis dengan mereka.
"Mereka bertanggung jawab atas tindakan mengerikan, termasuk pelecehan seksual dan perekrutan paksa anak-anak ke dalam posisi yang mengharuskan mereka untuk melakukan tindak kekerasan dan kekejaman lainnya," kata Kepala Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS, John Smith.
Keempat orang itu adalah Jenderal Muhindo Akili Mundos, dan pemimpin pemberontak Gedeon Kyungu Mutanga, Guidon Shimiray Mwissa, dan Lucien Nzabamwita. [as/al]