Tautan-tautan Akses

Kasus COVID-19 India Mungkin 10 Kali Lipat Dari Angka Resmi


Seorang dokter menelpon kerabat pasien untuk mengabarkan kondisi medis pasien berdasarkan hasil foto rontgen di Max Smart, rumah sakit khusus perawatan pasien Covid-19 di New Delhi, India, 5 September 2020. (REUTERS / Danish Sid).
Seorang dokter menelpon kerabat pasien untuk mengabarkan kondisi medis pasien berdasarkan hasil foto rontgen di Max Smart, rumah sakit khusus perawatan pasien Covid-19 di New Delhi, India, 5 September 2020. (REUTERS / Danish Sid).

India kini memiliki lebih dari 6,2 juta kasus COVID-19 di antara 1,3 miliar warganya. Tetapi suatu kajian baru oleh otoritas kesehatan nasional menyatakan jumlah sesungguhnya mungkin 10 kali lebih tinggi.

Dewan Riset Medis India (ICMR), Selasa (29/9) menyatakan bahwa satu dari 15 orang berusia 10 tahun ke atas memiliki antibodi yang tertinggal setelah infeksi sebelumnya, berdasarkan tes darah yang diambil dari 29 ribu orang lebih di berbagai penjuru negara itu antara pertengahan Agustus dan pertengahan September.

Seorang nakes di India, mengenakan alat pelindung diri (APD), berdiri di samping jenazah seorang pria yang meninggal akibat penyakit COVID-19, sebelum dikremasi di sebuah krematorium di New Delhi, India, 28 September 2020.
Seorang nakes di India, mengenakan alat pelindung diri (APD), berdiri di samping jenazah seorang pria yang meninggal akibat penyakit COVID-19, sebelum dikremasi di sebuah krematorium di New Delhi, India, 28 September 2020.


Dr. Balram Bhargava, kepala ICMR, menyatakan survei mendapat bahwa 15,6 persen dari seluruh warga di permukiman kumuh didapati memiliki antibodi, dibandingkan dengan 8,2 persen warga perkotaan yang tidak tinggal di daerah kumuh, dan 4,4 persen pada warga desa.

India hanya ketinggalan dari AS dalam jumlah kasus dan kematian akibat virus corona. Kasus virus melonjak sejak transportasi umum, bisnis, pasar, hotel, restoran dan bar dibuka kembali di sebagian besar kota setelah India mulai melonggarkan PSBB-nya yang ketat.

COVID-19 telah menewaskan lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia, termasuk 97 ribu di India, 142 ribu di Brazil dan 205 ribu di AS.

Di Kota New York, episentrum awal pandemi di AS pada bulan Maret dan April lalu, Wali Kota Bill de Blasio, Selasa (29/9) mengumumkan bahwa kasus baru harian meningkat di atas 3 persen, yang tertinggi sejak Juni. Para pejabat pekan ini menyatakan khawatir mengenai delapan kawasan permukiman di Brooklyn dan Queens, sebagian merupakan tempat tinggal komunitas besar Yahudi Ortodoks yang kebanyakan mengabaikan anjuran seperti mengenakan masker dan menerapkan social distancing.

Peningkatan itu terjadi sementara New York mulai membuka kembali sekolah-sekolah negeri untuk kegiatan belajar di kelas pada pekan ini.

Liga Sepak Bola Nasional Amerika (NFL) Selasa (29/9) mengumumkan bahwa klub Tennessee Titans menutup fasilitas-fasilitas latihannya di Nashville dan menangguhkan semua aktivitas yang dihadiri langsung setelah tiga pemain dan lima personel nonpemain dites positif terjangkit COVID-19. Wabah ini mendorong Minnesota Vikings, yang akan dihadapi Titans di Minneapolis pada hari Minggu, untuk juga menutup fasilitas-fasilitas latihannya, meskipun tak seorang pun pemain atau stafnya yang positif terjangkit.

NFL menyatakan belum ada keputusan diambil mengenai apakah Tennessee akan menjadi tuan rumah dalam pertandingan yang telah dijadwalkan untuk melawan Pittsburgh Steelers pada hari Minggu.

Para pengunjung memasuki "Magic Kingdom" salah satu taman hiburan Walt Disney World saat pembukaan kembali di Lake Buena Vista, Florida, 11 Juli 2020.
Para pengunjung memasuki "Magic Kingdom" salah satu taman hiburan Walt Disney World saat pembukaan kembali di Lake Buena Vista, Florida, 11 Juli 2020.

Juga Selasa (29/9), perusahaan hiburan raksasa Disney mengumumkan akan mem-PHK 28 ribu karyawan, sebagian besar bekerja di taman-taman hiburan Disney di Florida dan California. Pemecatan itu melambangkan kehancuran yang ditimbulkan pandemi terhadap industri perjalanan dan pariwisata karena para calon pengunjung menghindari risiko tertular kalau berada di tengah kerumunan banyak orang.

Dalam surat kepada para karyawan, Josh D’Amaro, kepala unit taman hiburan Disney menyebut pemecatan itu “memilukan.” Tetapi, sebutnya, itu merupakan “satu-satunya opsi yang kami miliki terkait dampak berkepanjangan COVID-19 terhadap bisnis kami, termasuk kapasitas yang dibatasi karena keharusan menjaga jarak fisik, dan berlanjutnya ketidakpastian terkait lamanya pandemi ini.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG