Tautan-tautan Akses

Kasus Covid-19 Baru Melonjak, Sejumlah Negara Bagian AS Perketat Pedoman Kesehatan


Para pekerja medis memeriksa pasien Covid-19 yang baru diterbangkan dari El Paso untuk dirawat di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Kamis, 12 November 2020. (Foto: Reuters)
Para pekerja medis memeriksa pasien Covid-19 yang baru diterbangkan dari El Paso untuk dirawat di United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Kamis, 12 November 2020. (Foto: Reuters)

Beberapa gubernur negara bagian di Amerika Serikat, Senin (16/11), memberlakukan pembatasan baru guna memperlambat perebakan virus corona, setelah jumlah orang yang terjangkit virus ini menembus angka 11 juta orang.

Gubernur negara bagian Michigan Gretchen Whitmer mengumumkan larangan makan di dalam restoran, kelas tatap muka untuk siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi, serta acara-acara publik yang dilangsungkan di kasino dan bioskop. Pertemuan di dalam rumah dibatasi maksimal 10 orang saja.

“Hingga saat ini kita berada di titik terburuk dalam pandemi ini,” ujar Whitmer kepada wartawan pada Minggu (15/11) malam. “Situasinya tidak pernah seburuk ini. Kita berada di ujung jurang dan perlu segera mengambil tindakan,” tambahnya.

Dekrit gubernur Partai Demokrat itu langsung memicu protes dari sejumlah anggota faksi Republik di negara bagian itu yang mengatakan mereka tidak diajak berkonsultasi sebelumnya. Penasihat tim penanganan virus corona Gedung Putih Scott Atlas menyerukan kepada warga di negara bagian Michigan untuk menolak pedoman kesehatan itu.

“Satu-satunya cara menghentikan hal ini adalah jika warga bangkit [bicara.red],” cuit Atlas.

Whitmer, yang telah menjadi sasaran rencana kelompok teroris sayap kanan yang diduga hendak menculiknya karena pembatasan pedoman kesehatan sebelumnya, Senin (16/11), menyebut komentar Atlas itu sebagai “hal yang luar biasa ceroboh.” Atlas mengatakan “ia tidak pernah sama sekali bicara tentang kekerasan,” tetapi lebih pada soal demonstrasi damai.

Pedoman Kesehatan Diperketat

Di negara bagian Washington, Gubernur Jay Inslee juga melarang makan di dalam restoran dan memerintahkan seluruh toko eceran untuk membatasi jumlah pelanggan hingga hanya 25 persen dari kapasitas. Pertemuan di luar ruangan di batasi hanya hingga lima orang, sementara pertemuan di dalam ruangan yang tidak melibatkan orang bukan anggota keluarga sama sekali dilarang.

Para pengunjung mengenakan masker wajah saat mengantre di CityMD Urgent Care di tengah pandemi Covid-19 di Brooklyn, New York, Senin, 16 November 2020. (Foto: Reuters)
Para pengunjung mengenakan masker wajah saat mengantre di CityMD Urgent Care di tengah pandemi Covid-19 di Brooklyn, New York, Senin, 16 November 2020. (Foto: Reuters)

Negara bagian New Mexico memberlakukan lockdown atau penutupan wilayah dan penangguhan seluruh kegiatan selama dua minggu, sementara North Dakota memberlakukan pedoman baru untuk mengenakan masker. New Jersey memberlakukan aturan berkumpul yang baru dan efektif berlaku mulai Selasa (17/11). Sementara Kota Pennsylvania di Philadelphia mulai Jumat (20/11) melarang makan di dalam restoran selama enam minggu ke depan, menutup seluruh gimnasium dan museum, dan membatasi pertemuan di dalam rumah.

Sebagian besar toko eceran juga memberlakukan langkah keselamatan untuk pelanggan yang antri masuk ke toko mereka dan menetapkan pembatasan barang yang bisa dibeli, khususnya pada barang-barang seperti penyanitasi tangan (hand-sanitizer), tisu toilet, dan alat-alat disinfektan untuk mencegah perebakan.

Seluruh bioskop di New York City juga sedang berupaya mendapatkan izin agar dapat beroperasi kembali, sementara restoran-restoran di Massachusetts berupaya melayani lebih banyak pelanggan pada malam hari saja.

150 Ribu Kasus Per Minggu

John Hopkins University mengatakan minggu lalu saja Amerika mencatat rata-rata hampir 150 ribu kasus baru virus corona per hari, di mana lonjakan tertinggi ada di beberapa negara bagian tertentu. Lebih dari 246 ribu orang telah meninggal dunia karena virus mematikan ini, atau yang tertinggi di dunia.

Sejumlah pakar penyakit menular pada Minggu (15/11) mengatakan sikap Presiden Donald Trump yang menolak mengakui kekalahannya atas calon presiden Partai Demokrat Joe Biden membuat mereka belum dapat memberikan informasi-informasi penting untuk membantu mengatasi pandemi ini.

Pegawai sebuah restoran di tengah pandemi virus corona (Covid-19) di El Paso, Texas, Minggu, 15 November 2020.
Pegawai sebuah restoran di tengah pandemi virus corona (Covid-19) di El Paso, Texas, Minggu, 15 November 2020.

Salah seorang pembantu Biden, Dr. Atul Gawande, mengatakan kepada ABC “This Week” bahwa “memberikan informasi kajian dan memahami rencana distribusi vaksin kepada tim transisi merupakan kepentingan nasional. Kita perlu mengetahui di mana cadangan piranti penting, bagaimana status masker dan alat kesehatan lain.” Ditambahkannya, “ada begitu banyak informasi yang perlu diserahterimakan. Hal ini tidak dapat diberikan pada saat-saat terakhir.”

Tolak Kerja Sama

Trump menolak mengakui kekalahannya dan terus melancarkan klaim gugatan hukum bahwa pemilihan presiden pada 3 November lalu telah dicurangi. Ia telah memblokir pejabat-pejabat pemerintahannya agar tidak bekerja sama dengan tim transisi Joe Biden di seluruh badan-badan pemerintah.

Pakar penyakit menular terkemuka yang juga anggota satuan tugas penanganan virus corona Trump, Dr. Anthony Fauci, mengatakan kepada CNN bahwa “tentu saja merupakan hal yang sangat baik jika kita dapat mulai bekerja sama dengan tim Biden.”

Fauci, yang merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular NIAID, mengatakan ia memiliki pengalaman bekerjasama dengan tim transisi enam kepresidenan. “Sangat jelas bahwa proses transisi yang kita lalui... benar-benar penting untuk menyerahterimakah informasi secara mulus,” ujarnya.

Cara Trump menanganani pandemi virus corona di Amerika merupakan salah satu isu penting dalam pemilihan presiden lalu. Beberapa jajak pendapat menunjukkan para pemilih lebih percaya pada Biden dibanding Trump dalam menangani pandemi ini.

Fauci mengatakan otorisasi vaksin virus corona diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa minggu ke depan, dan ia memperkirakan Amerika akan kembali ke kehidupan yang “relatif normal” pada April atau Juli tahun depan. [em/pp]

XS
SM
MD
LG