Tautan-tautan Akses

Kasus Corona di Indonesia Naik 16,4% Dalam Sepekan


Seorang perempuan mengenakan masker dan pelindung wajah berdoa saat pemakaman seorang kerabat di pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta, 24 September 2020. (Foto: Reuters)
Seorang perempuan mengenakan masker dan pelindung wajah berdoa saat pemakaman seorang kerabat di pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta, 24 September 2020. (Foto: Reuters)

Kurva Covid-19 di tanah air belum menunjukkan tanda-tanda melandai. Dalam satu pekan terakhir, kasus baru corona bahkan terus mengalami peningkatan.

Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan dalam kurun waktu satu minggu, kasus baru virus corona di Indonesia naik 16,4 persen,dari 26.314 menjadi 30.641 kasus.

Lima provinsi dengan kenaikan kasus baru tertinggi selama satu pekan terakhir adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Barat dan Jawa Tengah.

“Jawa Barat bertambah 594 kasus, namun di minggu ini bertambah angka yang cukup besar yaitu 1.726 kasus. Ini adalah angka yang besar dan signifikan terhadap angka kasus positif nasional,” ujar Wiku dalam telekonferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/9).

Juru Bicara Penanganan Satgas COVID-19 dalam telekonferensi pers di Istana Kepresidenan , Jakarta, Selasa (29/9) mengatakan kurva COVID-19 Belum Melandai (Foto: Setpres RI).
Juru Bicara Penanganan Satgas COVID-19 dalam telekonferensi pers di Istana Kepresidenan , Jakarta, Selasa (29/9) mengatakan kurva COVID-19 Belum Melandai (Foto: Setpres RI).

Angka kematian juga mengalami kenaikan 0,2 persen dibandingkan pekan lalu. dari 831 menjadi 833 kasus. Lima provinsi dengan angka kenaikan kematian tertinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Riau dan Kalimantan Timur.

“DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sudah berhasil menekan angka kematiannya dalam sepekan, sehingga tidak termasuk di dalam lima besar kenaikan kematian tertinggi di minggu ini,” jelasnya.

Kasus Corona di Indonesia Naik 16,4% Dalam Sepekan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:21 0:00

Perkembangan kasus sembuh mingguan, kata Wiku mengalami kenaikan 15,1 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Kenaikan kesembuhan tertinggi dicapai oleh Jawa Barat (667 orang), Riau (625 orang), Banten (573 orang), Jawa Tengah (483 orang), Sulawesi Selatan (379 orang).

Sedangkan, persentase kesembuhan tertinggi dicatat Maluku Utara (87,84 persen) Kepulauan Bangka Belitung (86,35 persen), Gorontalo (86,2 persen), Kalimantan Selatan (84,27 persen), dan Jawa Timur (83,81 persen).

Jumlah Kasus Aktif Corona RI di Bawah Rata-Rata Global

Terkait jumlah kasus aktif Covid-19, Indonesia sampai dengan hari ini memiliki 61.686 kasus atau 21,8 persen. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kasus aktif di dunia 22,8 persen.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh tercatat 210.437 atau 74,4 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kesembuhan dunia yang mencapai 74,14 persen. Namun jumlah rata-rata kematian akibat virus ini sudah mencapai 10.601 atau 3,7 persen. Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kematian dunia yakni 2,99 persen.

“Angka meninggal ini terus menurun dibanding hari-hari sebelumnya, tetapi sampai dengan sekarang masih di atas angka kasus meninggal global,” jelasnya.

Zona Merah Risiko Covid-19 Bertambah

Berdasarkan peta zonasi risiko Covid-19 per (27/9), zona merah atau wilayah dengan risiko tinggi bertambah menjadi 62 dari 58 kabupaten/kota. Begitu juga dengan zona orange atau risiko sedang mengalami kenaikan dari 304 menjadi 305 kabupaten/kota.

Lanjutnya, wilayah dengan risiko rendah atau zona hijau naik menjadi 112 dari 111 kabupaten/kota, sedangkan daerah yang tidak terdampak virus corona turun menjadi 16 dari 20 kabupaten/kota.

Satgas Covid-19 Kecewa Masih Ada Kampanye Pilkada yang Timbulkan Kerumunan

Wiku mengaku kecewa dengan masih adanya bakal pasangan calon (bapaslon) dalam gelaran Pilkada 2020 yang masih melakukan kampanye dengan melibatkan banyak orang dan tidak mematuhi protokol kesehatan.

“Kami harap bahwa temuan ini adalah yang terakhir, maka kasus ini harus dapat menjadi perhatian, dan pelajaran bagi paslon untuk selalu betul-betul patuh pada protokol kesehatan. Mari kita selamatkan diri anda dan juga para pemilih anda. selain itu, para paslon yang maju pada 2020 ini, harus betul-betul bisa menjadi contoh, yang baik bagi para pemilih di daerah dengan selalu mengedepankan protokol kesehatan,” jelasnya.

Ia pun mengapresiasi daerah-daerah dan partai politik yang benar-benar melakukan penegakan protokol kesehatan dalam melakukan kampanye jelang Pilkada serentak 2020 ini seperti di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

“Seluruh unsur yang terlibat dalam pelaksanaan Pilkada di sana dengan tegas menjaga agar protokol kesehatan dijalankan dengan ketat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mewajibkan adanya pengucapan ikrar pakta integritas penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19, selama pelaksanaan Pilkada. Kami mohon kepada daerah-daerah lainnya yang melaksanakan Pilkada untuk dapat mencontoh dan melaksanakan kegiatan seperti ini,” jelasnya.

Wiku juga mendorong kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengawasi jalannya kampanye para bapaslon dan tidak segan-segan untuk menindak apabila memang terjadi pelanggaran protokol kesehatan.

Stigma Negatif, Sulitkan Satgas Covid-19 Melakukan Pelacakan

Dalam Kesempatan ini, Wiku mengakui bahwa masih adanya stigma negatif terhadap penderita Covid-19 menyulitkan pihaknya dalam melakukan upaya tracing atau pelacakan kasus positif di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut diperparah dengan banyaknya berita hoaks atau berita bohong terkait Covid-19 yang masih dipercaya oleh masyarakat.

Seorang petugas medis menggunakan lampu dari ponselnya untuk memeriksa hasil tes cepat Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, 6 Mei 2020. (Foto: AFP)
Seorang petugas medis menggunakan lampu dari ponselnya untuk memeriksa hasil tes cepat Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, 6 Mei 2020. (Foto: AFP)

“Tiga T (testing, treatment, tracing) merupakan upaya yang tidak mudah, sehingga membutuhkan sinergi dengan masyarakat, oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat, untuk betul-betul memahami bahwa keterbukaan kita semuanya adalah sangat penting dalam upaya, pemerintah dalam melakukan upaya tracing. Mereka harus terbuka terkait riwayat perjalanan, dan interaksi yang telah dilakukannya,” kata Wiku.

Wiku mengimbau kepada seluruh masyarakat agar memberikan dukungan kepada mereka yang terpapar virus tersebut, dan mengingatkan bahwa siapapun bisa terkena virus ini.

“Apa yang bisa dilakukan masyarakat? Kita bisa memudarkan stigma negatif terhadap penderita Covid-19. Ingat musuh kita bukan orangnya, musuh kita adalah virusnya,” pungkasnya. [gi/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG