Tautan-tautan Akses

Kapolri Tinjau Operasi Tinombala 2016 di Poso Sulawesi Tengah


Baliho DPO Teroris Poso yang diburu dalam Operasi Tinombala 2016 di Desa Wuasa, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Foto: VOA/ Yoanes)
Baliho DPO Teroris Poso yang diburu dalam Operasi Tinombala 2016 di Desa Wuasa, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Foto: VOA/ Yoanes)

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menilai Satuan Tugas operasi Tinombala 2016 sudah berupaya maksimal untuk menangkap Kelompok Teroris Santoso di Poso Sulawesi Tengah.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meninjau pelaksanaan Operasi Tinombala 2016 di wilayah Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, Jumat, 15 April 2016. Tiba dengan penerbangan pesawat komersial di Bandara Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kapolri yang didampingi Kepala BNPT Komjen Pol M. Tito Karnavian dan pejabat lainnya dari Mabes Polri kemudian menggelar rapat tertutup dengan Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 di Markas Kepolisian Resort Poso.

Jenderal Badrodin Haiti seusai rapat tertutup tersebut menerangkan kepada media massa bahwa kedatangannya ke Poso itu untuk mengecek perkembangan Operasi Tinombala 2016 di mana ia juga memberikan masukan-masukan terhadap permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 dalam upaya mencari dan menangkap kelompok teroris Santoso.

"Mengecek pelaksanaan operasi Tinombala sekaligus kan ada laporan dari pak Kapolda selaku penanggung jawab operasi sampai sejauh mana pelaksanaan operasi Tinombala sehingga kita tahu apa persoalan-persolanan yang dihadapi di lapangan dan bagaimana efektifitas pelaksanaan operasi ini," kata Kapolri, Jenderal Badrodin Haiti.

Dari hasil evaluasi yang dilakukannya ia menilai sejauh ini personel TNI-Polri yang dilibatkan dalam operasi Tinombala 2016 telah melaksanakan tugas mereka dengan baik, namun demikian diperlukan perubahan-perubahan taktis di lapangan untuk keberhasilan menangkap Santoso dan kelompoknya yang juga berupaya menghindari kejaran aparat keamanan.

“Pelaksaan tugas anggota sudah cukup baik, berjalan sesuai dengan SOP-SOP yang sudah diberlakukan. Kalau belum tertangkap karena mereka juga menghindar dari upaya-upaya pengejaran kita. Tentu dia berusaha juga menghindari itu. Oleh karena itu harus CB-CB yang dilapangan, taktis taktis dilapangan bisa dilakukan perubahan-perubahan, walaupun tidak secara keseluruhan, sehingga bisa berjalan dengan efektif,” lanjutnya.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Foto: VOA/Yoanes).
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Foto: VOA/Yoanes).

Pergerakan Kelompok Santoso saat ini masih berada di wilayah hutan pegunungan yang membentang di wilayah Kecamatan Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan dan lembah Napu yang meliputi Kecamatan Lore Tengah, Lore Peore, Lore Timur dan Lore Utara. Ada indikasi yang kini sedang didalami oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 bahwa kelompok teroris itu kini berpencar dan bergerak dalam kelompok kelompok kecil.

“Memang ada beberapa indikasi pergerakan mereka, kemudian ada beberapa tempat karena memang dibagi ada beberapa kelompok, sehingga ini yang masih terus didalami oleh pasukan kita di lapangan,” imbuh Kapolri.

Perburuan terhadap kelompok Teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah terus dilakukan oleh 3.000 personel gabungan TNI-Polri dalam operasi Tinombala 2016 yang dimulai pada 10 Januari 2016 silam. Sejauh ini operasi itu telah menewaskan 10 orang dan menangkap dua orang lainnya dari kelompok Santoso yang sebelumnya disebut berjumlah 41 orang. [yl/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG