Tautan-tautan Akses

76 Juta Lansia Tak Peroleh Layanan Kesehatan Pokok


Jutaan lansia di dunia diperkirakan tidak mendapat layanan kesehatan yang pokok (foto: ilustrasi).
Jutaan lansia di dunia diperkirakan tidak mendapat layanan kesehatan yang pokok (foto: ilustrasi).

Tanggal 7 April adalah “Hari Kesehatan Sedunia”. Sebuah LSM menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan bahwa 76 juta lansia di dunia tidak mendapat layanan kesehatan yang pokok.

Sebuah LSM “HelpAge International” sedang berupaya meningkatkan kesadaran tersebut lewat kampanye “Age Demands Action”.

Amleset Tewodros – Direktur “HelpAge International” untuk Tanzania mengatakan, “Age Demands Action” adalah kampanye yang memberdayakan lansia untuk berhubungan langsung dengan pemimpin-pemimpin mereka – dalam hal ini pejabat-pejabat Kementerian Kesehatan – menuntut akses pada layanan kesehatan tegasnya bagi kaum lansia. Sehingga memberi kesempatan bagi lansia untuk menyampaikan tuntutan dan permintaan mereka kepada para pengambil keputusan dan kebijakan berwenang”.

Amleset Tewodros mengatakan jutaan lansia di seluruh dunia tidak memperoleh layanan kesehatan yang mereka butuhkan bagi penyakit dan kondisi kronis.

“Ada sejumlah penyakit yang tidak menular yang menunjukkan pertumbuhan stabil diantara kelompok lansia. Misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, arthritis, kanker prostat dan penyakit-penyakit saluran pernafasan,” paparnya.

Amleset mengatakan layanan kesehatan dewasa ini lebih banyak ditekankan pada penyakit menular dan penyakit kanak-kanak. Ia mengatakan program layanan kesehatan biasanya tidak menyentuh kesehatan lansia seumur hidup. Kurangnya rasa hormat dan diskriminasi juga bisa menjadi hambatan bagi layanan kesehatan bagi lansia.

“Usia tua terkait dengan penyakit. Jadi lansia tidak dirawat karena penyakit yang mereka idap tetapi lebih sebagai – ‘oh anda lansia dan sumber daya terbatas’. Layanan kesehatan yang ada diperuntukkan bagi yang muda dan anak-anak. Jadi ini adalah beberapa kendala yang membatasi akses lansia pada layanan kesehatan,” tambah Amleset.

Di banyak negara berkembang – ujar Amleset – penekanannya adalah pada pembangunan infrastruktur dan rumah sakit, yang mungkin mahal. Hasilnya adalah kurangnya perhatian pada promosi kesehatan dan pencegahan, khususnya soal kondisi dan penyakit terkait usia. Selain itu banyak petugas kesehatan yang mungkin tidak memperoleh latihan yang memadai untuk menangani pasien lansia.

Pejabat “HelpAge International” mengatakan layanan kesehatan yang universal akan membantu menyelesaikan banyak dari masalah ini.

“Layanan kesehatan universal akan membantu dalam arti menyediakan kesetaraan terkait akses pada layanan kesehatan bagi seluruh kelompok masyarakat. Layanan kesehatan bagi kelompok orang yang kurang mampu membayar untuk konsultasi kesehatan, kurang mampu untuk membayar transportasi, kurang mampu membayar harga obat, dan seharusnya tidak diperlemah oleh ketidakmampuan mereka memperoleh manfaat atau mengakses layanan kesehatan dasar yang merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup mereka,” ujar Amleset.

Amleset mengatakan kemauan politik bisa mengatasi masalah biaya.
“Kami telah memiliki pengalaman pada sejumlah negara di mana kami melihat kemajuan positif yang tidak membutuhkan investasi sangat besar. Ini soal komitmen dan kebijakan penyesuaian – memastikan kepada para pengambil kebijakan kesehatan – agar memastikan kebutuhan khusus dan kebutuhan unik kelompok warga lansia dan menyediakan layanan kesehatan yang memadai, terjangkau dan bisa diakses. Itu pesannya,” ungkapnya.

“HelpAge International” juga mengingatkan bahwa tingkat harapan hidup di hampir 40 negara masih statis di kisaran 60 tahun atau lebih muda. Ditambahkan layanan kesehatan masyarakat merupakan hal penting untuk memastikan agar warga lansia memiliki kualitas kehidupan yang baik”.
XS
SM
MD
LG