Tautan-tautan Akses

Jokowi: Batik Sudah Mendunia, Regenerasi Pembatik Harus Dijaga


Puluhan siswa SD berlatih membatik di sentra Kampung Batik Laweyan Solo, Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto : VOA/ Yudha Satriawan)
Puluhan siswa SD berlatih membatik di sentra Kampung Batik Laweyan Solo, Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto : VOA/ Yudha Satriawan)

Presiden Joko Widodo menghadiri perayaan Hari Batik Nasional di Solo dan berpesan, regenerasi pembatik harus menjadi perhatian serius karena batik sudah mendunia sekarang ini.

Tangan-tangan kecil itu memegang canting logam berbentuk pena, sesekali mencelupkannya ke wajan kecil berisi lilin cair panas. Jari jemari mereka menorehkan canting itu, mengikuti lekuk goresan dari pensil yang sudah berbentuk gambar. Ada gambar ikan, kupu-kupu, burung, dan sebagainya. Garis yang sudah tertutup cairan lilin, diwarnai dengan cairan lain.

Inilah suasana ketika sekitar 50 an anak SD Sayangan 244 Laweyan Solo mengikuti kegiatan membatik di sekolah mereka, Rabu (2/10). Selvia, siswa kelas 6 SD yang berada di kompleks Kampung Batik Laweyan itu mengaku mengalami kesulitan saat membatik. Meskipun kedua orang tuanya bekerja membatik di Kampung Batik, Selvia justru kurang berminat menekuni batik.

"Ini lagi nolet, memberi warna, membatik. Membatik itu susah ternyata. Susahnya itu bisa mblobor, warnanya merembes kemana-mana. Ini baru pertama membatik sampai selesai, tapi kalau nolet sering karena membantu bapak dan ibu saya. Orang tua saya juga kerja membatik, bagian nolet, memberi warna kain batik. (Kalau besar nanti ingin jadi apa?) Polwan. (Lho nggak mau jadi pembatik?) Nggak mau. Saya nggak berminat," jelasnya.

Jokowi: Batik Sudah Mendunia, Regenerasi Pembatik Harus Dijaga
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:08:01 0:00

Kepala SD Sayangan Laweyan, Feri Haryono, mengatakan puluhan siswa diajak untuk membatik, yang merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler pilihan sekolah ini. Feri berharap generasi muda, terutama anak-anak di Kampung Batik, mengenal dan memiliki kemampuan membatik.

"Karena untuk SD ini memang lokasinya di sentra usaha Batik Laweyan. Sekolah kami memang ada kegiatan ekstrakurikuler membatik. Sebenarnya banyak ekstrakurikulernya, membatik hanya salah satunya. Kegiatan itu kita sesuaikan dengan kondisi sekitar ini. Ekstra membatik seminggu sekali. Peminatnya lumayan banyak, ini untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Ada sekitar 50 siswa yang ikut ekstrakurikuler membatik," kata Ferri.

Sekolah Dasar tersebut menyediakan seluruh fasilitas membatik untuk anak didiknya yang memilih ekstrakurikuler membatik. Deretan kompor, wajan kecil, lembaran kain putih, lilin cair, pewarna, dan kursi kecil tampak tersedia di sekolah tersebut. Para guru pun terlihat ikut antusias membatik bersama siswanya.

Suasana di Kampung Batik Laweyan Solo, Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto: VOA/Yudha Satriawan)
Suasana di Kampung Batik Laweyan Solo, Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto: VOA/Yudha Satriawan)

Industri batik masih menjadi tulang punggung perekonomian salah satu kampung wisata budaya di Solo ini. Pemkot Solo mencatat masih ada 60-an pengrajin batik yang bertahan hingga saat ini di kampung tersebut.

Canting atau pena untuk membatik dan lembaran kain menjadi ikon di pintu masuk Kampung Batik Laweyan. Tak hanya itu, tugu warna hitam dengan ornamen berbagai motif batik menghiasi bagian tengah Kampung Batik. Deretan rumah dengan etalase kain dan baju batik serta dapur terbuka yang memperlihatkan proses pembuatan batik tulis dan cap akan memanjakan mata para pengunjung atau wisatawan di lokasi ini.

Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan Hari Batik Nasional dengan tema Membatik Untuk Negeri di kompleks Istana Pura Mangkunegaran Solo, Rabu (2/10) mengatakan regenerasi pembatik harus menjadi perhatian masyarakat pada saat batik sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia asli Indonesia. Menurut Presiden Joko Widodo, batik harus diperkenalkan sejak usia dini.

Puluhan siswa SD berlatih membatik di sentra Kampung Batik Laweyan Solo, Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto: VOA/ Yudha Satriawan)
Puluhan siswa SD berlatih membatik di sentra Kampung Batik Laweyan Solo, Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto: VOA/ Yudha Satriawan)

"Batik sudah mendapat pengakuan dari UNESCO, harus kita jaga terus batik agar bisa mendunia. Saat ini memang batik sudah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda yang semakin masif mendunia dan kebanggaan kita semua. Batik sudah menjadi pelajaran di sekolah, coba cek di SMK, saya tanya tadi pelajaran membatik digelar tiga kali seminggu. Itu sudah bagus. Ini bisa dilakukan di SMP dan SMA, mengenalkan sejak awal batik, filosofinya. Kita kan punya lebih dari 1.000 motif batik yang satu persatu dikenalkan pada anak muda terutama," kata Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut pemerintah juga menyerahkan sertifikasi pada ratusan pembatik dari berbagai daerah. [ys/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG