Tautan-tautan Akses

Jokowi akan Bentuk Kabinet Cerdas dan Kreatif


Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) (Foto: dok).
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) (Foto: dok).

Ketua DPP Partai Hanura, Erick S Wardhana menegaskan, ia optimistis Koalisi Indonesia Hebat (KIH) melalui pemerintahan Presiden Jokowi akan membentuk kabinet terdiri dari orang-orang cerdas dan kreatif.

Koalisi Merah Putih (KMP) tidak sependapat jika banyak kalangan menilai KMP akan menolak program-program pemerintah. Dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (10/10), Wakil Sekjen PAN, Yandri Susanto menegaskan seharusnya seluruh kalangan justru menilai positif dengan terbentuknya parlemen yang dikuasai oposisi sehingga parlemen akan maksimal dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai fungsi kontrol kinerja pemerintahan.

“Kalau kita positive thinking, sebenarnya harus kita sukuri, baru era ini terjadi parlemen tidak mengekor kepada pemerintah. Antara pemerintah dengan parlemen itu ada kekuatan yang seimbang, tidak perlu dirisaukan, tidak perlu digaduhkan," kata Yandri Susanto.

Politisi PAN Yandri Susanto dalam diskusi di Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2014 (Foto: VOA/Iris Gera)
Politisi PAN Yandri Susanto dalam diskusi di Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2014 (Foto: VOA/Iris Gera)

"Esensi demokrasi yang mau kita bangun ujung-ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat, parlemen yang kita idam-idamkan itu Insya Allah akan tercapai. Koalisi Merah Putih tidak ada niat sedikitpun untuk menjegal hal-hal yang programnya pro-rakyat,” tambahnya.

Pada kesempatan sama, Ketua DPP Partai Hanura, Erick S Wardhana menegaskan, ia optimistis Koalisi Indonesia Hebat (KIH) melalui pemerintahan Presiden Jokowi akan membentuk kabinet terdiri dari orang-orang cerdas dan kreatif. Langkah tersebut sebagai antisipasi jika terjadi hubungan tidak harmonis antara pemerintah dan parlemen.

“Kecerdasan kreatif itu akan muncul, misalnya dengan kekuatannya di parlemen Koalisi Merah Putih menolak RAPBN dari pemerintah, di Indonesia tidak dikenal pemerintahan shut down," kata Erick S Wardhana.

"APBN kita kalau ditolak parlemen kembali ke APBN tahun sebelumnya, jadi pemerintah tetap jalan walaupun dengan anggaran yang terbatas, itulah yang mendorong kecerdasan kreatif dari kabinet Jokowi, itu perspektif politik ideal,” lanjutnya.

Sementara Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Sebastian Salang, mengatakan pengalaman dari parlemen sebelumnya sulit diyakini sebuah koalisi akan permanen. Ia mengingatkan dalam pemerintahan Presiden Yudhoyono, partai-partai yang sebelumnya berseberangan dengan pemerintahan, diantaranya PKS, pada akhirnya mendukung program pemerintah setelah mendapat dua jatah menteri yaitu Menkominfo, Tifatul Sembiring dan Menteri Pertanian, Suswono.

Ia menambahkan setiap anggota DPR juga memiliki tanggung jawab terhadap konstituennya yang kemungkinan mendukung program pemerintah, sehingga tidak selamanya anggota DPR yang berasal dari Koalisi Merah Putih akan terus berseberangan dengan pemerintah.

“Ruang untuk terjadi perselingkuhan legislatif dan eksekutif kecil, tetapi dalam faktanya meskipun sikap politik itu oposisi tetapi ketika membahas anggaran nggak ada lagi oposisi," jelas Sebastian Salang.

"Dinamika yang hangat ini pemanasan awal, dan hari ini DPR itu sudah mendapat stigma diawal oleh masyarakat, setelah proses perebutan pimpinan ini DPR musti kerja keras untuk mengembalikan citra negatif diawal ini, supaya trust publik kembali,” tambahnya.

Sebastian Salang berharap Jokowi dan Jusuf Kalla tidak terlalu lama mengumumkan sususan kabinetnya setelah resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden, sehingga kegaduhan politik dapat diredam dan pemerintah mulai fokus menjalankan tugas-tugasnya.

Recommended

XS
SM
MD
LG