Tautan-tautan Akses

Jepang Ungsikan Semua Pekerja dari Sarana Nuklir


Reaktor nomor tiga yang hancur (kiri) di lokasi PLTN nomor satu Fukushima, Rabu (16/3).
Reaktor nomor tiga yang hancur (kiri) di lokasi PLTN nomor satu Fukushima, Rabu (16/3).

Para pejabat nuklir Jepang terus memantau PLTN Fukushima untuk menentukan kapan pekerja dapat dengan aman kembali ke lokasi.

Para pejabat Jepang telah menghentikan operasi yang bertujuan mencegah pembangkit tenaga nuklir yang rusak terlebur total, setelah peningkatan radiasi membuat keadaan terlalu berbahaya bagi para pekerja untuk tetap berada di lokasi.

Juru bicara pemerintah Yukio Edano mengatakan kepada wartawan bahwa kadar radiasi di pembangkit Fukushima yang rusak itu meningkat tadi pagi. Ia mengatakan para pekerja yang masih ada di lokasi PLTN, harus diungsikan ke daerah yang aman, karena resiko yang ditimbulkan oleh radiasi meningkat.

Edano mengatakan tingkat radiasi sekarang sudah menurun sedikit, dan bahwa para pejabat memantaunya untuk menentukan kapan akan aman untuk mengizinkan pekerja kembali ke pembangkit tersebut.

Rabu pagi, apa yang tampak sebagai asap putih terlihat dari salah satu reaktor dalam PLTN, yang dilumpuhkan oleh gempa bumi dahsyat pekan lalu dan tsunami yang ditimbulkannya. Edano mengatakan para pejabat sedang berusaha untuk menentukan penyebab asap, tetapi kemungkinan besar penyebabnya adalah uap yang terlepas dari tabung pembungkus yang bocor dalam salah satu reaktor.

Pemerintah Jepang sedang berusaha menghindarkan bencana nuklir besar dari pembangkit yang lumpuh. Puluhan ribu orang telah diungsikan dari daerah 20 kilometer sekeliling sarana tersebut.

Pihak berwenang juga mendatangkan dengan cepat para dokter dan kebutuhan darurat ke ribuan orang yang telah terkatung-katung tanpa makanan, air dan pemondokan setelah gempa bumi 9,0 skala Richter dan tsunami yang diakibatkannya. Televisi NHK Jepang mengutip pejabat pemerintah mengatakan, Selasa, 3.000 orang telah dipastikan tewas, tetapi lebih dari 10.000 orang hilang dan dikawatirkan telah tewas.

XS
SM
MD
LG