Tautan-tautan Akses

Jepang Tidak Berencana Tangguhkan Penerbangan Osprey Meski Ada Pembatasan di AS


Pesawat Osprey mendarat di kapal induk AS, USS Somerset di Philadelphia, 27 Maret 2014. (Foto: Matt Rourke/AP Photo)
Pesawat Osprey mendarat di kapal induk AS, USS Somerset di Philadelphia, 27 Maret 2014. (Foto: Matt Rourke/AP Photo)

Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara, Jumat (14/6), mengatakan bahwa V-22 Osprey buatan Jepang dan Amerika Serikat (AS) dioperasikan dengan aman di negaranya. Dia menambahkan tidak berencana untuk meminta penangguhan penerbangan pesawat itu meskipun ada pembatasan di AS sampai penilaian terhadap keselamatan dan kinerjanya yang sedang berlangsung selesai tahun depan.

Kihara mengatakan bahwa para pejabat militer Jepang dan AS telah berkomunikasi secara erat mengenai masalah teknis menyangkut keselamatan pesawat Osprey setelah kecelakaan fatal pada November di lepas pantai selatan Jepang.

“Osprey Jepang dan AS telah dioperasikan dengan aman dan saya yakin tidak ada masalah keselamatan yang terlibat,” kata Kihara. “Kami tidak memiliki niat untuk menghentikan operasi tersebut.”

Pesawat yang telah menyelesaikan perawatan yang diperlukan, selain pelatihan pilot lebih lanjut, telah kembali melakukan penerbangan, katanya. Ia juga mengatakan, pengoperasian Osprey disertai peningkatan pemeriksaan keselamatan, pemeliharaan, rencana penerbangan, tindakan darurat dan langkah-langkah lainnya.

Kihara menanggapi pertanyaan tentang pernyataan Laksamana Madya Carl Chebi, kepala Komando Sistem Udara Angkatan Laut AS, bahwa ratusan pesawat Osprey militer AS tidak akan diizinkan menjalankan misi-misi terbang sepenuhnya hingga setidaknya 2025, sementara Pentagon berusaha mengevaluasi tingkat keamanan armada pesawat itu.

Kecelakaan pada November itu menewaskan delapan anggota militer AS, menyebabkan armada tersebut dilarang terbang selama sekitar empat bulan. Osprey pada Maret kembali terbang, tetapi tidak melakukan misi penuh seperti operasi-operasi kapal induk.

Dua puluh sembilan pesawat Osprey yang dikerahkan ke pangkalan militer AS di Jepang di bawah aliansi keamanan bilateral, serta 14 lainnya yang dioperasikan oleh Pasukan Bela Diri Darat Jepang, yang juga telah dilarang terbang, kembali terbang pada pertengahan Maret.

Ditanya tentang pembatasan operasi Osprey di Jepang, Kihara mengatakan bahwa dia tidak dapat berkomentar mengenai apakah ada pembatasan, dengan alasan keamanan nasional. Dia mengatakan dia tidak diberitahu sebelumnya tentang isi pernyataan Chebi kepada Kongres AS, dan para pejabat Jepang meminta Washington untuk menjelaskan rinciannya.

Osprey, yang digunakan sejak 2007, dapat terbang seperti pesawat terbang dan mendarat seperti helikopter. Kritikus mengatakan desain inovatifnya memiliki kelemahan sistematis yang menjadi penyebab kegagalan tak terduga. Salah satu alasan memperpanjang aturan penerbangan terbatas adalah karena militer masih berupaya memperbaiki kegagalan kopling yang diidentifikasi sebagai salah satu faktor utama kecelakaan fatal di California pada 2022. [ab/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG