Tautan-tautan Akses

Jaksa Agung AS: Lonjakan Terorisme Domestik, “Membuat Saya Terjaga di Malam Hari”


Jaksa Agung AS Merrick Garland usai memberikan pidato di Departemen Kehakiman di Washington, 26 April 2021. (Foto: Mandel Ngan/Pool via Reuters)
Jaksa Agung AS Merrick Garland usai memberikan pidato di Departemen Kehakiman di Washington, 26 April 2021. (Foto: Mandel Ngan/Pool via Reuters)

Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Merrick Garland, Selasa (4/5), meminta Kongres untuk menyediakan lebih banyak anggaran guna menyelidiki dan menuntut pelaku terorisme domestik. Garland mengatakan terorisme domestik menimbulkan “peningkatan” ancaman yang membuatnya terjaga di malam hari.

Garland, yang pernah menjabat sebagai hakim banding federal dan jaksa federal sebelum Presiden Joe Biden mencalonkannya untuk memimpin Departemen Kehakiman, memberikan kesaksian tentang permintaan anggaran departemen itu bagi tahun fiskal 2022 mendatang.

“Kami memiliki ketakutan yang semakin besar terhadap ekstremisme kekerasan domestik dan terorisme domestik,” ujar Garland di subkomite anggaran DPR. “Kedua hal itu membuat saya terjaga di malam hari,” tambahnya.

Ia tidak menyebut kelompok tertentu. Namun, anggota kelompok sayap kanan Proud Boys dan Oath Keepers merupakan sebagian dari lebih 400 orang yang ditangkap karena penyerbuan pendukung mantan presiden Donald Trump ke gedung Kongres pada 6 Januari lalu.

Dengar pendapat itu menandai penampilan pertama Garland di hadapan Kongres sejak dikukuhkan sebagai pejabat penegak hukum tertinggi di AS pada Maret lalu.

Ia mengatakan pada panel DPR itu bahwa senjata mematikan yang tersedia bagi terorisme domestik dan asing telah meningkat, dan bahwa Departemen Kehakiman “menempatkan sumber dayanya untuk mempertahankan negara karena kedua hal itu.”

“Kita menghadapi ancaman yang muncul dan semakin meningkat,” tegasnya.

Dalam pernyataan pembukanya, Garland mengatakan Departemen Kehakiman meminta anggaran tambahan $85 juta dari Kongres untuk mendukung upaya dan melawan terorisme domestik.

Ditambahkannya, Departemen Kehakiman juga sedang mengupayakan “investasi bersejarah” atas Kantor Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan yang bernilai satu miliar dolar. Usulan anggaran yang diajukan juga mencakup peningkatan anggaran sebesar $232 juta untuk membantu mengatasi kekerasan senjata api. [em/lt]

XS
SM
MD
LG