Tautan-tautan Akses

Jajak Pendapat: Sebagian Besar Pemuda AS Mungkin Tidak Ikut Pemilu


Pendukung kandidat calon Presiden AS dari Partai Demokrat Bernie Sanders saat menyaksikan hasil pemilihan pendahuluan di negara bagian Florida, Ohio dan Illinois, Maret 2016. (Foto: ilustrasi)
Pendukung kandidat calon Presiden AS dari Partai Demokrat Bernie Sanders saat menyaksikan hasil pemilihan pendahuluan di negara bagian Florida, Ohio dan Illinois, Maret 2016. (Foto: ilustrasi)

Menurut berbagai jajak pendapat, sebagian besar warga AS, terutama pemuda, mengatakan mereka sepertinya tidak akan memilih dalam pemilihan presiden kali ini meskipun sorotan media sangat kencang.

Mereka muda, beragam dan kritis mengenai isu-isu poliitik. Tetapi banyak dari mahasiswa dalam sebuah kelas di kampus ini mengatakan tidak akan memilih presiden baru November mendatang. Salah seorang di antaranya adalah Lauren Reyes.

"Saya sangat bingung siapa yang harus saya pilih? Haruskan saya memilih? Secara moral ini sangat membingungkan."

Para mahasiswa di kelas itu mencerminkan banyak non-pemilih di seluruh AS. Tetapi mereka menolak stereotipe bahwa non-pemilih tidak tertarik pada proses politik.

Seperti para mahasiswa dalam kelas itu, mereka yang tidak memilih dalam pemilu lalu cenderung lebih muda, lebih dari sepertiga berusia di bawah 30 tahun.

Carroll Doherty dari Pusat Riset Pew menjelaskan, "Non-pemilih cenderung lebih muda, kekurangan secara finansial, lebih minoritas. Orang-orang yang kemungkinan memilih cenderung lebih tua, berkulit putih, lebih kaya."

Carroll telah mempelajari pemilu dalam dua pemilu terakhir dan mengatakan kesenjangan finansial antara para pemilih dan non-pemilih sangat besar.

"Hanya sekitar separuh dari non-pemilih mengatakan punya kartu kredit. Terkait dengan keuangan, pada umumnya mereka juga cenderung tidak kuliah dan berpenghasilan lebih rendah," kata Carol.

Kelompok ini cukup menentukan dalam pemilu.

Tetapi pemilih minoritas dan terutama Hispanik cenderung menjauhkan diri dari TPS.

Lauren Reyes termasuk diantara mereka yang tidak akan memilih, mengatakan dia kecewa dengan kandidat terdepan dari Demokrat Hillary Clinton.

"Caranya menarik pemilih dari warga minoritas cukup mengecewakan. Saya tahu dia berupaya mendekatkan diri dengan orang-orang tapi dia tidak paham karena tidak pernah mengalami apa yang mereka alami," kata Lauren.

Banyak dari teman-teman sekelas Reyes mengatakan ingin memilih kandidat yang merakyat tetapi tidak punya pilihan.

Cody Berges mengatakan, "Saya harap bisa menggulirkan dadu dan mendapat kandidat baru karena mereka semua tak masuk akal."

Berges tidak sendirian. Sebuah jajak pendapat NBC/Washington Post baru-baru ini mendapati bahwa 6 dari 10 pemilih tidak mendukung kandidat manapun. [vm/al]

XS
SM
MD
LG