Tautan-tautan Akses

Jajak Pendapat: Mayoritas Warga AS Dukung Aturan “Tinggal di Rumah”


Restoran di Pennsylvania Avenue lengang di tengah pandemi virus corona, 31 Maret 2020. (Foto: Reuters)
Restoran di Pennsylvania Avenue lengang di tengah pandemi virus corona, 31 Maret 2020. (Foto: Reuters)

Meski terjadi demonstrasi di sejumlah daerah, sebuah survei baru mendapati bahwa warga Amerika tetap sangat mendukung perintah tinggal di rumah dan upaya-upaya lain untuk memperlambat perebakan virus corona.

Mayoritas warga Amerika mengatakan kondisi belum aman untuk mencabut pembatasan itu segera, meskipun sebagian gubernur mengumumkan rencana untuk memperlunak kebijakan itu dalam beberapa hari ke depan. Kebijakan-kebijakan itu dinilai telah mengubah kehidupan sehari-hari dan mengacaukan perekonomian global.

Survei yang dilakukan Associated Press dan NORC Center for Public Affairs Research mendapati bahwa meskipun sudah lebih dari satu bulan dilakukan penutupan sekolah, restoran dan bar; serta digantinya jabat tangan dan berpelukan dengan menjaga jarak atau social distancing, sebagian besar warga masih percaya bahwa pembatasan interaksi sosial untuk mencegah perebakan virus corona itu tetap diperlukan.

Pembatasan Sosial

Hanya 12 persen warga Amerika yang mengatakan langkah-langkah pembatasan sosial di mana mereka tinggal terlalu ketat. Sekitar 26 persen yakin pembatasan sosial itu tidak terlalu ketat. Sementara mayoritas warga Amerika – atau 61persen - menilai langkah-langkah yang diambil pejabat-pejabat pemerintah untuk mencegah wabah Covid-19 di daerah mereka sudah tepat.

Para pengunjuk rasa memprotes penerapan aturan tinggal di rumah yang diterapkan Kentucky, 15 April 2020.
Para pengunjuk rasa memprotes penerapan aturan tinggal di rumah yang diterapkan Kentucky, 15 April 2020.

Sekitar 8 dari 10 warga Amerika mengatakan mereka mendukung langkah-langkah yang mencakup keharusan bagi warga Amerika untuk tinggal di rumah dan membatasi pertemuan atau berkumpulnya lebih dari 10 orang, yang telah diberlakukan dalam beberapa minggu terakhir ini.

“Kita belum lagi berhasil menurunkan jumlah orang yang terjangkit virus corona. Kita masih menjumpai sejumlah kasus baru dan pasien yang meninggal karena virus ini,” ujar Laura McCullough, seorang pakar fisika berusia 47 tahun di Menomonie, Wisconsin.

“Kita masih belajar tentang apa yang seharusnya kita lakukan, dan jika kita belajar maka bukan saatnya untuk mengizinkan orang-orang keluar rumah dan kembali ke kehidupan normal mereka," imbuhnya.

Meskipun jajak pendapat itu mengungkapkan perasaan di balik demonstrasi seminggu terakhir ini yang dilakukan sebagian kecil warga di negara-negara bagian seperti Michigan, Ohio, Pennsylvania dan Wisconsin, jajak pendapat itu juga mendapati bahwa Partai Republik – sebagaimana juga Presiden Donald Trump – menjadi pihak yang lebih optimistis untuk memulai kembali kegiatan.

Hanya 36 persen pendukung Partai Republik yang kini mengatakan mereka mendukung kuat aturan yang mengharuskan warga Amerika tinggal di rumah pada masa pandemi ini, dibandingkan 51persen yang mendukung kebijakan ini pada akhir Maret lalu.

Para pelayat mengenakan pakaian pelindung berkumpul sebelum pemakaman seorang pasien Covid-19, di New York, 22 April 2020.
Para pelayat mengenakan pakaian pelindung berkumpul sebelum pemakaman seorang pasien Covid-19, di New York, 22 April 2020.

Meskipun mayoritas pendukung Partai Demokrat dan Partai Republik menilai pembatasan sosial di mana mereka tinggal sudah tepat, lebih besar empat kali pendukung Partai Republik – atau 22 persen – yang merasa pembatasan sosial sudah terlalu jauh. Sementara hanya 5 persen pendukung Partai Demokrat yang merasakan hal yang sama.

Jumlah Kematian Corona di AS

Lebih dari 47.000 warga Amerika meninggal akibat pandemi virus corona, sementara 22 juta orang telah mengajukan tunjangan pengangguran sejak Maret lalu. Kondisi lapangan kerja itu membuat beberapa gubernur mengikuti arahan Presiden Trump dan memulai wacana untuk memulai kembali kegiatan perekonomian.

Di negara bagian Georgia, sebagian bisnis – termasuk gimnasium, tempat kompetisi bowling dan salon untuk membuat tatto – akan mulai kembali beroperasi Jumat ini (24/4). Sementara restoran-restoran diizinkan kembali buka mulai minggu depan.

Survei AP-NORC yang dilakukan antara 16-20 April atas 1.057 orang dewasa di Amerika menggunakan sampel dari telah dirancang untuk mewakili penduduk Amerika. Sample error jajak pendapat ini kurang lebih 4 persen. Responden pertama kali dipilih secara acak menggunakan metode sampling berdasarkan alamat dan kemudian diwawancarai melalui telpon atau online. [em/pp]

XS
SM
MD
LG