Tautan-tautan Akses

Irak Perlu $100 Miliar untuk Pembangunan Kembali pasca ISIS


Mustafa al-Hiti, kepala rekonstruksi Irak untuk daerah yang hancur akibat operasi teroris, berbicara di Kuwait City, Kuwait, Senin (12/2).
Mustafa al-Hiti, kepala rekonstruksi Irak untuk daerah yang hancur akibat operasi teroris, berbicara di Kuwait City, Kuwait, Senin (12/2).

Harapan pemerintah Irak untuk mengumpulkan dana hampir $ 100 miliar guna membangun daerah-daerah yang dihancurkan ISIS tampak suram hari Senin (12/2), dalam sebuah konferensi rekonstruksi internasional yang dimulai di Kuwait.

"Pemerintah menghadapi tantangan besar dan berbahaya," kata Mahdi al-Alak, kepala Kabinet Irak., Ia mengatakan negaranya berjuang selama lebih dari tiga tahun untuk mengalahkan kelompok ISIS. ISIS pernah menguasai sepertiga wilayah Irak.

"Ini mengganggu proses ekonomi dan pembangunan, terutama karena negara itu menghadapi serangan teroris paling kuat sehingga pemerintah harus mengubah prioritas dan memulai pembebasan," kata al-Alak.

Pada saat bersamaan, harga minyak dunia turun, dan keduas hal itu sangat mempengaruhi ekonomi Irak.

Kerusakan di daerah-daerah yang terkena dampak ISIS diperkirakan mencapai $45,7 miliar, menurut sebuah penilaian oleh pemerintah Irak dan Bank Dunia. Biaya pemulihan dan rekonstruksi mencapai lebih dari $88 miliar, pemerintah berharap bisa mengumpulkan $100 miliar untuk mendukung pembangunan dalam sepuluh tahun ke depan.

Tapi harapan bantuan besar telah memudar, karena Amerika pada dasarnya telah mengukuhkan laporan minggu lalu tidak akan menjanjikan dana tambahan lagi. Sumbangan besar dari negara-negara Teluk Arab yang kaya juga tidak tampak.

Hampir 2.000 perusahaan dari 60 negara diharapkan menghadiri pertemuan hari Selasa mengenai investasi di Irak. Negara yang ikut mengetuai konferensi, Irak, Kuwait, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia berharap dapat memberikan bantuan. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG