Tautan-tautan Akses

Irak Peringatkan Menlu Iran soal Risiko Perang dengan AS


Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif (kiri) dan Menlu Irak Mohammed Alhakim, melakukan konferensi pers bersama di Baghdad, hari Minggu (26/5).
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif (kiri) dan Menlu Irak Mohammed Alhakim, melakukan konferensi pers bersama di Baghdad, hari Minggu (26/5).

Pemimpin-pemimpin Irak mengingatkan tentang risiko perang ketika Menlu Iran Mohammad Javad Zarif berkunjung ke negara itu. Peringatan ini tampaknya mereka ucapkan karena Iran dan Amerika dewasa ini dalam kofrontasi tegang.

Lawatan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif ke Irak – yang terjepit di tengah sekutunya Amerika dan Iran – terjadi menyusul keputusan Washington menambah kehadiran 1.500 pasukan lagi di Timur Tengah.

“Kami sekarang sedang menolak semua upaya perang terhadap Iran apakah itu ekonomi atau militer,” kata Zarif dalam jumpa pers bersama dengan menteri luar negeri Irak Mohammed Ali el-Hakim.

“Kami akan menghadapi kedua itu dengan kekuatan dan kami akan melawan," tandas Zarif.

Sementara Mohammed Ali el-Hakim mengatakan, “Kami memihak tetangga kami Iran, sanksi ekonomi tidak perlu hanya menimbulkan penderitaan besar pada rakyat Iran.”

Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Adel Abdel Mahdi mengingatkan tentang “bahaya perang” ketika menerima Zarif Sabtu malam. Mahdi mengharapkan ‘stabilitas di kawasan dan Perjanjian Nuklir Iran dipertahankan’ kata kantor Mahdi.

Presiden Irak Barham Saleh membicarakan dengan Zarif tentang perlunya mencegah semua perang atau eskalasi ke arah itu’ kantor kantornya.

Hari Sabtu Zarif menyebut keputusan Amerika menambah pasukan di kawasan sana “sangat berbahaya dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional”.

Zarif mengeluarkan ucapan itu setelah awal bulan ini Amerika mengerahkan gugus tempur kapal-induk dan pesawat pengebom B-52 ke kawasan sana dalam unjuk kekuatan yang oleh para petinggi di Washington dikatakan karena adanya ancaman Iran hendak menyerang sasaran yang bersifat Amerika.

Washington mengatakan, pengerahan kekuatan itu adalah sebagai jawaban atas aksi serangan belakangan ini termasuk tembakan roket ke ‘zona hijau’ di Baghdad, ledakan yang merusak empat kapal-tangki di dekat pintu masuk ke Teluk Persia dan serangan drone pemberontak di Yaman terhadap pipa minyak Arab Saudi.

Iran membantah terlibat dalam semua yang dituduhkan itu. (al)

XS
SM
MD
LG