Tautan-tautan Akses

Indonesia, Maroko Sepakati Penguatan Kerjasama Ekonomi


Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menerima Menteri Luar Negeri Nasser Bourita dari Maroko (28/10), kunjungan resmi pertama Menlu pasca pembentukan Kabinet Indonesia Maju. (Foto: Twitter @Menlu_RI)
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menerima Menteri Luar Negeri Nasser Bourita dari Maroko (28/10), kunjungan resmi pertama Menlu pasca pembentukan Kabinet Indonesia Maju. (Foto: Twitter @Menlu_RI)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Senin (28/10) menerima lawatan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourrita di kantornya di Jakarta. Kedua menteri ini menggelar pertemuan tertutup sekitar satu jam membahas kerjasama bilateral serta isu regional dan global. 

Dalam jumpa pers bersama usai pertemuan tersebut, Retno mengatakan Maroko adalah sahabat lama dan merupakan mitra penting bagi Indonesia di kawasan Afrika Utara. Dia mengingatkan tahun depan menandai 60 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Retno menambahkan ia dan Bourrita membahas prioritas kerjasama kedua negara ke depan, terutama di bidang ekonomi. Dia menambahkan dua dari empat nota kesepahaman yang ditandatangani hari ini terkait dengan memajukan kerjasama ekonomi, yaitu di bidang perikanan dan perindustrian.

"Mengenai penguatan kerjasama ekonomi, dalam pertemuan saya menyampaikan beberapa hal. Pertama, penting untuk segera dilakukan negosiasi PTA (Preferential Trade Agreement) antara kedua negara dan kita harapkan negosiasi tersebut dapat dimulai sebelum akhir tahun ini. Dengan PTA, maka hambatan tarif perdagangan dapat dihilangkan," kata Retno.

Selain itu, Retno menyampaikan kepada Bourrita mengenai kesiapan Indonesia untuk memperluas akses pasar manufaktur unggulan yang memiliki potensi pasar cukup besar di Maroko, seperti tekstil, karet, sepatu, elektronik, perabotan rumah tangga, dan furnitur. Dia menyatakan pula Indonesia siap memasok minyak sawit, teh, dan kopi bagi kebutuhan dalam negeri Maroko.

Kedua menteri luar negeri juga membahas industri halal. Menurut Retno, pada 2017 nilai industri halal sebesar US$ 2,1 triliun dan diperkirakan akan mencapai US$ 3 triliun pada 2023. Dia mengundang Maroko untuk berpartisipasi dalam Konferensi Halal yang digelar di Indonesia pada November tahun depan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourrita membahas kerjasama bilateral serta isu regional dan global di Jakarta, Senin, (28/10). (Foto: VOA/Fathiyah)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourrita membahas kerjasama bilateral serta isu regional dan global di Jakarta, Senin, (28/10). (Foto: VOA/Fathiyah)

Retno dan Bourrita juga membicarakan tentang kerjasama di sektor vaksin dan farmasi. Dia kembali menyampaikan kesiapan Indonesia menyuplai kebutuhan vaksin dan farmasi bukan hanya di Maroko, tapi juga Afrika, Timur Tengah, dan Eropa. Indonesia juga siap terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur dan transportasi di negara Arab magribi itu.

Indonesia juga mendorong agar terbentuk perusahaan patungan Indonesia dan Maroko yang bergerak di industri fosfat.

Dalam pertemuan dengan Bourrita itu, Retno menegaskan lagi Indonesia ingin Timur Tengah menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

"Tidak akan ada perdamaian dunia jika tidak ada perdamaian di Timur Tengah. Indonesia mengharapkan semua pihak untuk berkontribusi dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah, khususnya melalui dialog," ujar Retno.

Soal Sahara Barat, Indonesia terus mendorong semua pihak mengedepankan dialog dan mendukung proses yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencari solusi damai.

Retno juga menekankan solusi dua negara merupakan satu-satunya cara penyelesaian bagi konflik Palestina-Israel.

Indonesia menyampaikan pula betapa pentingnya peran Raja Muhammad dari Maroko dalam memperjuangkan kepentingan umat, terutama karena posisinya sebagai Presiden Komite Al-Quds al-Syarif.

Indonesia dan Maroko juga sepakat untuk mempromosikan Islam yang moderat, toleran, dan rahmatan lil alamin.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourrita mengharapkan kemajuan hubungan bilateral dengan Indonesia.

"Hubungan yang kita miliki mempunyai sisi humanis dan berdiri atas solidaritas untuk kebaikan masa depan kedua negara," ujar Bpurrita.

Nasser Bourrita menambahkan Maroko dan Indonesia mempunyai banyak kesamaan pandangan dalam menyikapi isu-isu kawasan dan dunia karena kedua negara menganut prinsip Islam moderat. Menurutnya, Maroko dan Indonesia memiliki modal yang baik dari sisi budaya untuk memerangi radikalisme dan terorisme.

Bertepatan dengan kunjungan Bourrita ke Jakarta, Indonesia dan Maroko meneken empat nota kesepahaman di bidang perikanan, perindustrian, penanggulangan terorisme, dan pertukaran informasi intelijen keuangan terkait pencucian uang serta pendanaan terorisme.[fw/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG