Tautan-tautan Akses

Indonesia Kekurangan 1 Juta Kantong Darah Per Tahun


Badan Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan setiap negara harus memiliki pasokan darah minimal 2 persen dari jumlah penduduk. (Foto: Dok)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan setiap negara harus memiliki pasokan darah minimal 2 persen dari jumlah penduduk. (Foto: Dok)

Kementerian Kesehatan mengatakan stok darah di Indonesia baru mencapai 3,8 juta kantong darah dari sekitar 4,8 juta kantong yang dibutuhkan per tahunnya.

Dalam memperingati Hari Donor Darah Sedunia yang jatuh 14 Juni, Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti mengatakan stok darah di Indonesia masih belum ideal karena baru mencapai 3,8 juta kantong dari sekitar 4,8 juta kantong darah yang dibutuhkan pertahunnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan setiap negara harus memiliki pasokan darah minimal 2 persen dari jumlah penduduk.

Kepada VOA, Kamis (13/6), Ghufron mengatakan pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya untuk memenuhi target yang telah ditetapkan oleh WHO diantaranya dengan terus meningkatkan kesadaraan masyarakat untuk membantu sesama melalui donor darah.

“Pihak kami akan terus melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak seperti Palang Merah Indonesia dan berbagai organisasi lainnya agar target 4,8 juta kantong darah pertahun bisa terpenuhi,” ujarnya.

Anggota pengurus Pusat Palang Merah Indonesia (PMI) Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial Unit Donor Darah, Linda Lukitasari Waseso menyatakan, jumlah donor darah di Indonesia terus mengalami peningkatan, saat ini mencapai 1,7 juta orang per tahun.

Hal ini, kata Linda, disebabkan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk membantu sesama melalui donor darah.

PMI, lanjut Linda terus berupaya menambah stok darah di Indonesia seperti membangun 100 kios donor darah di berbagai pusat perbelanjaan dan mendirikan posko sementara di sejumlah wilayah serta menambah mobil unit doror darah di setiap provinsi.

Menurut Linda, pihaknya sekarang ini terus mensosialisasikan agar donor darah menjadi rutinitas, sehingga pendonor datang sendiri tiap tiga bulan tanpa perlu diingatkan lagi. Dia menjelaska bahwa donor darah juga dapat bermanfaat positif bagi kesehatan.

Selain itu, darah juga merupakan pengantar oksigen dari paru-paru ke organ-organ tubuh lain sehingga jika darah di tubuh dapat diregenerasi, maka kemampuannya mengantar oksigen akan lebih baik daripada darah yang lama.

“Kita sekarang kampanyenya adalah kalau kita mendonor darah itu adalah suatu lifestyle terutama kepada pendonor yang baru. Jadi kalau kita tidak donor darah tidak keren. Kalau kita lihat dari fungsinya itu sendiri sebagai calon donor itu sangat bermanfaat, selain buat diri kita tetapi juga kepada manusia yang kita tolong itu sangat berguna,” ujarnya.

Memfasilitasi antara pendonor dengan pihak yang membutuhkan darah dilakukan Valencia Mieke Randa melalui media sosial Facebook maupun Twitter, lewat nama Blood for Life. Blood for Life dirintis oleh Valencia pada Maret 2008, yang terinspirasi menyaksikan sulitnya orang-orang mencari darah mendadak.

Menurut Valencia, dari awalnya hanya 44 orang sekarang sudah ada 40 ribu donor yang selalu siap di seluruh Indonesia.

“Setiap hari kita menjembatani 20-30 orang yang datang mencari donor. Mereka tinggal sebut kita (di Twitter), minta tolong dicarikan donor, lokasinya dimana, rumah sakitnya apa, golongan darah apa, berapa kantong dan kontak dan nama orang yang dihubungi,” ujar Valencia.

“Itu biasanya kita tweet, dalam sekejap berita itu tersebar itu ke mana-mana, biasanya paling lama dua jam permintaan itu sudah terpenuhi. Pendonor biasanya dengan yang membutuhkan darah ke PMI karena kita hanya memfasilitasi.”

Recommended

XS
SM
MD
LG