Tautan-tautan Akses

Imigran Tahanan Gugat Pemerintahan Trump


Rifat Moustafa, seorang imigran asal Suriah, menyambut putranya yang berusia 16 tahun, Hasib Moustafa Rifat, yang tinggal di Timur Tengah, dalam sesi obrolan via video di rumahnya di Columbus, Ohio, Kamis, 22 Februari 2018 (foto: AP Photo/Martha Irvine)
Rifat Moustafa, seorang imigran asal Suriah, menyambut putranya yang berusia 16 tahun, Hasib Moustafa Rifat, yang tinggal di Timur Tengah, dalam sesi obrolan via video di rumahnya di Columbus, Ohio, Kamis, 22 Februari 2018 (foto: AP Photo/Martha Irvine)

Sekelompok imigran tahanan mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintahan Trump karena memaksa mereka menghadiri sidang kasus mereka lewat konperensi video di dalam tahanan bukan menghadap hakim langsung. Pengacara mereka menjelaskan, gugatan terhadap Immigration and Customs Enforcement Agency (ICE) itu diajukan ke pengadilan Federal di New York hari Selasa. Pengacara mengatakan kebijakan itu melanggar hak konstitusional penggugat.

Kebijakan ICE memungkiri sidang langsung merupakan kelanjutan kejam dari upaya agresif pemerintah untuk memungkiri imigran keadilan dan hukum yang sama’ kata Brooklyn Defense Service.

Gugatan menyebut sidang lewat video penuh dengan masalah teknis. Pencari suaka tidak dapat melihat jelas gambar, apa yang terjadi atau berkonsultasi dengan pengacara mereka.

Departemen Kehakiman menjelaskan sudah melakukan ratusan ribu sidang dengar keterangan lewat video dan sukses dan hanya sebagian kecil yang diundurkan karena masalah teknis.

Para pejabat kehakiman menambahkan, dewasa ini ada lebih dari 800 ribu kasus imigrasi dan sidang dengar keterangan lewat video merupakan cara yang masuk akal dalam mengurangi jumlah kasus yang antri untuk diselesaikan. [al]

XS
SM
MD
LG