Tautan-tautan Akses

Imam Masjid Al Noor di Selandia Baru: 'Kita Tidak Hancur'


Imam Gamal Fouda menyampaikan khotbah Jumat di Hagley Park, luar masjid al-Noor di Christchurch, Selandia Baru, 22 Maret 2019.
Imam Gamal Fouda menyampaikan khotbah Jumat di Hagley Park, luar masjid al-Noor di Christchurch, Selandia Baru, 22 Maret 2019.

Ribuan orang berkumpul, Jumat (22/3) untuk mengikuti acara penguburan 26 dari 50 korban penembakan massal minggu lalu di Selandia Baru. Korban termuda yang dimakamkan berusia tiga tahun.

Sebelumnya, pada sholat Jumat di lapangan di seberang masjid Al Noor, satu dari dua masjid yang menjadi sasaran penembakan maut di Christchurch, Imam Gamal Fouda kepada ribuan jemaah dan hadirin mengatakan bahwa “Kita patah hati, tetapi kita tidak hancur.”

Dalam khotbah Jumatnya itu ia mengatakan bahwa “kebencian dapat dihancurkan dan kasih akan memulihkan kita.”

Imam Fouda berterima kasih kepada “para tetangga yang telah membuka pintu mereka untuk menyelamatkan kami dari sang pembunuh” dan “mereka yang menepikan mobil untuk membantu kami.”

Sholat Jumat di Hangley Park, luar masjid al-Noor di Christchurch, Selandia Baru (22/3).
Sholat Jumat di Hangley Park, luar masjid al-Noor di Christchurch, Selandia Baru (22/3).

Fouda juga berterima kasih kepada Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern karena “mendekap erat keluarga kami dan menghormati kami dengan kerudung sederhana.” Ia juga mengatakan bahwa kepemimpinan Perdana Menteri Ardern merupakan “pelajaran bagi dunia.”

Perempuan di berbagai penjuru Selandia Baru mengenakan hijab pada hari Jumat untuk menunjukkan dukungan dan respek terhadap komunitas Muslim.

Reuters melaporkan bahwa para polisi wanita di tempat sholat itu juga mengenakan hijab dan menyematkan mawar merah di seragam mereka.

Sebelum sholat Jumat, azan yang dikumandangkan dari lapangan itu disiarkan di radio dan televisi di seluruh penjuru Selandia Baru.

Setelah azan, hadirin mengheningkan cipta selama dua menit untuk mengenang mereka yang meninggal di masjid itu.

Setelah azan tersebut, Ardern mengatakan, “Selandia Baru berkabung bersama Anda semua, kita semua satu.”

Ardern bereaksi cepat terhadap serangan berdarah di masjid itu. Ia segera memberlakukan larangan terhadap semua senapan militer semiotomatis dan senapan serbu otomatis.

Ardern juga mengumumkan rencana pembelian kembali secara besar-besaran, untuk mendorong para pemilik senjata semacam itu agar menyerahkannya kepada pihak berwenang. Ia mengatakan pemerintah dapat mengeluarkan hingga 140 juta dolar untuk membeli senjata itu dari pemilikyang menyerahkannya. Militer dan polisi akan dikecualikan, begitu pula bagi pengusaha pengendalian hama. Polisi Selandia Baru di situs mereka menyebutkan “periode transisi” akan memungkinkan warga untuk menyerahkan senjata tanpa dikenai denda.

Parlemen diperkirakan akan mengesahkan legislasi itu pada waktu mereka bersidang kembali pada pertengahan April. [uh]

XS
SM
MD
LG