Tautan-tautan Akses

Ilmuwan Manfaatkan Kekebalan Alami Tubuh Melawan Infeksi


Seorang peneliti mikrobiologi memeriksa resistansi bakteri terhadap antibiotik di pusat laboratorium CDC (Centers for Disease Control and Prevention) di Atlanta (Foto: dok).
Seorang peneliti mikrobiologi memeriksa resistansi bakteri terhadap antibiotik di pusat laboratorium CDC (Centers for Disease Control and Prevention) di Atlanta (Foto: dok).

Kekebalan antibiotik membuat infeksi sulit dilawan dan dalam banyak kasus, mengancam nyawa. Kini, peneliti telah menemukan cara memanfaatkan sistem kekebalan alami tubuh untuk melawan infeksi tanpa antibiotik.

Tim ilmuwan di Swedia mungkin telah menemukan pengganti antibiotik untuk melawan infeksi. Pada tikus yang disebut model, mereka melatih sistem kekebalan alami tubuh, disebut imun bawaan, untuk melemahkan dan memusnahkan bakteri penyebab infeksi ginjal, yang sering terjadi pada anak-anak.

Sistem imun bawaan adalah garis depan pertahanan tubuh, dan bekerja dalam dua cara berbeda untuk melawan infeksi.

Cara pertama, peneliti menyebutnya "pertahanan baik anti-bakteri," menarget dan membunuh patogen.

Cara lain, sistem itu menyebabkan peradangan-kemerahan, pembengkakan dan demam yang menyertai penyakit atau cedera.

Itu juga bagian penting reaksi imun tetapi juga bisa secara signifikan merusak jaringan, dan dalam beberapa kasus menambah kemajuan penyakit atau infeksi.

"Jadi pertanyaannya, bisakah mengobati infeksi dengan menghentikan bagian buruk pertahanan imun dan tetap menjaga pertahanan antibakteri. Inilah yang kami lakukan pada model," kata Catharina Svanborg, profesor imunologi klinis pada Lund University di Swedia.

Ia dan rekan-rekan peneliti mendapati, kedua bagian proses itu dikendalikan oleh dua molekul berbeda, sehingga mereka hanya mematikan molekul peradangan.

Dengan mematikan molekul itu, peneliti bisa memanfaatkan bagian pertahanan imun tubuh yang mengarah ke penyembuhan.

"Ini mengejutkan karena teknologi ini belum digunakan dengan cara seperti ini untuk mengobati infeksi. Jadi, ini temuan tak terduga tetapi merupakan langkah logis yang diambil setelah menunjukkan bahwa keduanya berbeda," lanjutnya.

Svanborg dan rekan menerbitkan temuan mereka dalam jurnal Science Translational Medicine.

Ia mengatakan peneliti berencana melakukan uji coba tambahan, untuk melihat apakah sistem imun bawaan bisa membunuh patogen lain, misalnya penyebab pneumonia.

"Cara ini sama untuk semua kategori berbeda dan secara konseptual, yang kami lakukan adalah tidak membunuh bakteri secara langsung, kami memanfaatkan sistem kekebalan tubuh sedemikian rupa sehingga kerusakan jaringan ditekan dan gejala-gejalanya ditekan," jelasnya.

Mengingat urgensi dan semakin seriusnya infeksi bakteri yang kebal antibiotik, Svanborg yakin, kelak beberapa penyakit diobati hanya dengan menggunakan sistem kekebalan tubuh. [ka/al]

XS
SM
MD
LG