Tautan-tautan Akses

Ibu Rumah Tangga Afghanistan Banyak Beralih Menjadi Pengusaha


Ibu rumah tangga Afghanistan yang banyak beralih menjadi pengusaha. (Foto: VOA)
Ibu rumah tangga Afghanistan yang banyak beralih menjadi pengusaha. (Foto: VOA)

Banyak perempuan Afghanistan berperan di luar rumah dan sebagian besar dari mereka adalah ibu rumah tangga. Tetapi sekelompok perempuan di provinsi Herat di barat negara itu berusaha membina karir sebagai wirausaha.

Sekelompok wirausaha perempuan bersiap menerapkan keterampilan membuat sabun secara komersial setelah mereka menyelesaikan kursus selama dua bulan. Kursus tersebut diselenggarakan oleh organisasi non-pemerintah yang disebut 'World Vision'. Usaha ini menurut mereka dapat membantu untuk menutupi biaya keluarga.

“Biasanya kami hanya mengurus anak-anak kami di rumah dan tidak mempunyai pekerjaan. Tidak punya kesempatan. Kini, peluangnya ada. Kesempatan datang untuk kami. Pada dasarnya, kami merasa mandiri sekarang. Kami ingin melanjutkan ini dan semoga kami akan tumbuh lebih kuat," kata Rughaiya Sulaimani, seorang pekerja.

Sebuah pabrik sabun kecil berhasil didirikan hanya dalam beberapa minggu. Toko kecil ini sekarang memproduksi sabun organik dan dari bahan tumbuh-tumbuhan atau herbal bermutu tinggi dan ramah untuk kulit.

“Kami membuat sabun yang dibuat dari sari semangka dan bahan-bahan lain tetapi tidak memakai susu. Orang yang mempunyai kulit berminyak sering menyukainya. Kami membuat sabun lain yang terbuat dari mentimun dan sari buah ceri dengan herbal lain tanpa susu," kata Sima Mohammad, intruktur yang mengajarkan perempuan-perempuan tersebut.

"Orang yang berjerawat menyukainya. Dan kami juga membuat sabun yang terbuat dari susu," lanjutnya.

Sekitar 60 hingga 70 sabun dari sanggar kerja ini dikirim ke pasar lokal. Tetapi pekerja di sini mengatakan itu tidak cukup. Mereka berharap pemerintah daerah dapat membantu bisnis mereka agar tidak gagal.

“Kami ingin bantuan pemerintah dalam menolong kami menjualkan sabunsabun ini, sehingga kami dapat memperoleh sedikit uang dan menjadi mandiri. Kami tidak mempunyai pekerjaan lain. Membuat sabun benar-benar baik untuk kami," kata Sakinah Yosofi, seorang pekerja.

Pengungsi perempuan asal Afghanistan sedang menyulam di tenda pengungsi seberang Rudenim Jakarta hari Rabu (19/6). (Foto: VOA/Sasmito)
Pengungsi perempuan asal Afghanistan sedang menyulam di tenda pengungsi seberang Rudenim Jakarta hari Rabu (19/6). (Foto: VOA/Sasmito)

Pemerintah lokal mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk membantu bisnis berskala kecil seperti ini.

“Kantor gubernur Herat tidak hanya berupaya meningkatkan keterampilan perempuan pedesaan, tetapi kami pasti akan melakukan pendekatan serius dalam membantu menjualkan produk mereka di pasar nasional, lokal dan bahkan menciptakan kesempatan untuk mengekspor ke negara-negara tetangga sehingga membantu pendapatan mereka," kata juru bicara gubernur, Jilani Farhad

Dengan bantuan yang tepat, pekerja perempuan di sini berharap, sabun buatan tangan mereka mampu menggantikan sabun-sabun impor di pasar - pasar seluruh negeri. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG