Tautan-tautan Akses

IAEA Minta Ukraina dan Rusia Patuhi Lima Prinsip untuk Mencegah Bencana Nuklir di PLTN Zaporizhzhia


Sejumlah pasukan Rusia menjaga gerbang masuk PLTN Zaporizhzhia dalam kunjungan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke PLTN tersebut pada 29 Maret 2023. (Foto: Reuters/Alexander Ermochenko)
Sejumlah pasukan Rusia menjaga gerbang masuk PLTN Zaporizhzhia dalam kunjungan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke PLTN tersebut pada 29 Maret 2023. (Foto: Reuters/Alexander Ermochenko)

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, pada Selasa (30/5), meminta Ukraina dan Rusia untuk menghormati lima prinsip untuk melindungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina. Permintaan tersebut menunjukkan bahwa Grossi belum berhasil mendapatkan persetujuan kedua negara untuk melindungi fasilitas tersebut.

Grossi, yang berbicara di Dewan Keamanan PBB, telah mencoba selama berbulan-bulan untuk menyusun kesepakatan guna mengurangi risiko bencana kecelakaan nuklir dari aktivitas militer seperti penembakan di PLTN terbesar di Eropa, yang berada di wilayah Ukraina dan telah diduduki Rusia selama lebih dari satu tahun.

Kelima prinsip itu mencakup larangan serangan ke atau dari PLTN; larangan keberadaan senjata berat seperti peluncur roket ganda, sistem artileri dan amunisi, serta tank dan personel militer di fasilitas itu; ketersediaan dan keamanan aliran listrik di luar PLTN; perlindungan seluruh sistem esensial dari serangan atau sabotase; serta larangan tindakan yang dapat merusak prinsip-prinsip tersebut.

Kepala nuklir PBB itu menekankan bahwa dunia beruntung kecelakaan nuklir belum terjadi di Ukraina. Ia meminta Moskow dan Kyiv berkomitmen mencegah serangan apa pun terhadap pembangkit itu dan membuat janji lain “untuk menghindari bahaya insiden bencana.”

Grossi menegaskan kembali kepada DK PBB apa yang ia katakan di hadapan dewan gubernur IAEA Maret lalu: “Kita sedang bertaruh, dan jika ini diteruskan, bukan tidak mungkin keberuntungan kita akan habis.”

Grossi “dengan hormat dan sungguh-sungguh” meminta Ukraina dan Rusia mematuhi prinsip-prinsip itu, dan mengatakan bahwa para pakar di Zaporizhzhia akan mulai memantau dan ia akan mengumumkan pelanggaran yang terjadi.

Grossi meminta ke-15 anggota DK PBB untuk mendukung kelima prinsip, menekankan bahwa mereka “tidak merugikan siapa pun dan menguntungkan semua orang.”

Kremlin mengambil alih PLTN itu setelah invasi Rusia ke Ukraina Februari 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menentang proposal apa pun yang akan melegitimasi kendali Rusia di sana. [rd/ka]

Informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters dan The Associated Press.

Forum

XS
SM
MD
LG