Tautan-tautan Akses

Laporan HRW: Militer Turki Tutup-tutupi Pelanggaran HAM


Tentara Turki melakukan penjagaan di pos pemeriksaan di wilayah antara Mardin dan Cizre di Turki tenggara (foto: dok).
Tentara Turki melakukan penjagaan di pos pemeriksaan di wilayah antara Mardin dan Cizre di Turki tenggara (foto: dok).

Organisasi Human Rights Watch yang bermarkas di Amerika menuduh Turki menghalangi penyelidikan internasional terhadap apa yang dikatakan, pelanggaran luas HAM oleh pasukan keamanan Turki dalam penumpasannya terhadap pemberontak Kurdi.

Laporan organisasi HAM Human Rights Watch (HRW) memusatkan perhatian pada pertempuran antara pasukan keamanan Turki dengan pemberontak Kurdi di Cizre. Kota itu merupakan pusat kebanggaan nasional warga Kurdi yang menghadapi beberapa pertempuran yang paling sengit sejak proses perdamaian pemerintah dengan kelompok pemberontak Kurdi PKK ambruk tahun lalu.

Penyusun laporan HRW, Emma Sinclair Webb menuduh pasukan keamanan Turki menutup-nutupi pelanggaran.

"Ada sejumlah besar warga sipil yang tewas selama operasi keamanan. Dan hampir tidak ada tanda-tanda penyelidikan mengenai kematian ini - tetapi ada upaya untuk menutup-nutupinya. Kami dilarang mengunjungi keluarga yang kehilangan sanak saudara selama operasi keamanan itu," kata Sinclair.

Pasukan keamanan Turki mengatakan tidak ada warga sipil yang tewas dalam 10 bulan operasi militer terhadap PKK tapi Sinclair Webb mengatakan banyak korban sipil termasuk di antara kelompok masyarakat yang paling rentan.

"Ince adalah bayi berusia tiga bulan, yang digendong bibinya menuruni tangga ke halaman -rumah mereka dan ia ditembak oleh penembak runduk yang ditempatkan di bukit serta di atas kendaraan militer. Dan dalam upaya membawa bayi itu ke RS keluarga mengibarkan bendera putih tapi mereka kembali ditembak dari lokasi yang sama di lereng bukit itu. Bayi itu bersama kakek buyutnya tewas," tambahnya.

Pemerintah mengatakan setiap klaim mengenai pelanggaran akan diselidiki. Laporan HRW juga menekankan sebagian besar daerah Cizre telah dihancurkan. Pemerintah mengatakan semua rumah yang hancur akan dibangun kembali.

Sinclair Webb juga mengatakan ada bukti pembunuhan massal terhadap sekitar 130 orang yang mengungsi akibat pertempuran.

Pada bulan Mei, Komisaris Tinggi HAM PBB Zeid Ra'ad al-Hussein meminta kepada Turki untuk mengizinkan penyelidikan kematian di ruang bawah tanah, permintaan yang oleh Turki ditolak. Pemerintah membantah tuduhan-tuduhan pembunuhan massal dan mengatakan situasi di seputar kematian-kematian itu masih belum jelas.

HRW mendukung seruan PBB bagi sebuah penyelidikan internasional. [my/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG