Tautan-tautan Akses

Hari Perempuan Internasional, PBB Bahas Hak-hak Perempuan, namun Tidak Hasilkan Aksi Nyata


Sejumlah aktivis perempuan meneriakkan slogan-slogan dalam aksi memperingati Hari Perempuan Internasional di Jakarta, pada 8 Maret 2023.(Foto: AP/Tatan Syuflana)
Sejumlah aktivis perempuan meneriakkan slogan-slogan dalam aksi memperingati Hari Perempuan Internasional di Jakarta, pada 8 Maret 2023.(Foto: AP/Tatan Syuflana)

Pada pertemuan PBB, Rabu (8/3), untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, terdapat banyak pembicaraan tetapi tidak ada tindakan nyata untuk memajukan dan melindungi hak-hak perempuan.

Sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas soal Afghanistan menawarkan dukungan lisan kepada para perempuan di negara tersebut, yang menjadi salah satu kelompok paling tertindas di dunia di bawah pemerintahan Taliban. Tetapi belum ada tindakan baru yang ditawarkan untuk menekan Taliban agar membatalkan lebih dari 30 dekrit yang melarang perempuan terlibat dalam kehidupan publik sejak mereka berkuasa pada Agustus 2021.

“Kecaman internasional yang blak-blakan sangat penting, tetapi itu tidak cukup,” kata aktivis perempuan Afghanistan Zubaida Akbar dari Freedom Now kepada anggota Dewan Keamanan.

Ia mendesak Dewan untuk mengambil tindakan yang berarti, termasuk tidak memberikan pengecualian dari larangan perjalanan internasional yang memungkinkan para pemimpin Taliban pergi ke luar negeri untuk menghadiri pertemuan-pertemuan di saat perempuan Afghanistan tetap terjebak di rumah mereka atau membutuhkan pendamping laki-laki untuk bepergian.

“Jika Anda tidak membela hak-hak perempuan di sini, Anda tidak memiliki kredibilitas untuk melakukannya di tempat lain,” kata Akbar memperingatkan Dewan Keamanan.

Di ruangan lain, Pakistan menyelenggarakan konferensi tentang “Perempuan dalam Islam: Memahami Hak dan Identitas Perempuan di Dunia Islam”, yang bertujuan menyoroti pencapaian perempuan Muslim dan menghilangkan beberapa stereotipe.

Konferensi tersebut menawarkan solidaritas dan menyerukan sejumlah tindakan nyata namun tidak ada hasil yang dicapai.

VOA bertanya pada Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari dalam konferensi pers singkat tentang mengapa tidak ada aksi nyata yang diambil.

"Saya menyadari rasa frustrasi yang muncul," ujarnya, "namun poinnya adalah bahwa pekerjaan kami di PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah untuk menggelar sejumlah pertemuan dan menyoroti peran perempuan, dan khususnya bagi kami dalam konteks Islam." [my/lt/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG