Tautan-tautan Akses

Hari Anak Nasional di Solo: Dari Sepak Bola Kolosal Hingga Pentas Seni


Ratusan anak-anak berlari merebut bola dari pemain sepak bola profesional dalam sepakbola kolosal perayaan Hari Anak Nasional di Solo, Senin (23/7). (Foto: Yudha Satriawan/VOA)
Ratusan anak-anak berlari merebut bola dari pemain sepak bola profesional dalam sepakbola kolosal perayaan Hari Anak Nasional di Solo, Senin (23/7). (Foto: Yudha Satriawan/VOA)

Hari Anak Nasional 23 Juli dirayakan dengan beragam cara. Ratusan anak SD di Solo menggelar pertandingan sepak bola kolosal melawan pemain profesional, sedangkan anak-anak difabel memilih pentas seni budaya.

Lebih dari 100 anak berseragam olahraga warna merah memenuhi sebuah lapangan di Solo, Senin (23/7). Ratusan anak dari SD negeri di Solo ini sedang bertanding melawan 3 pemain sepak bola profesional dari klub Persis Solo.

Anak-anak itu langsung menyerbu para pemain Persis Solo yang sedang menggiring bola hingga mereka kewalahan. Bola akhirnya berhasil direbut anak-anak dan digiring ke gawang lawan. Operan dan tendangan sejumlah anak mampu menjebol gawang pemain profesional itu.

“Goolllll......golllll....,” teriak anak-anak itu, ketika berhasil menjebol gawang pemain Persis Solo, sambil meniru aksi selebrasi para pemain di Piala Dunia.

Berlangsung tak lebih dari 20 menit, laga itu berakhir dengan skor imbang 2-2. Tampak pemain Persis Solo kelelahan menghadapi serbuan anak-anak merebut bola saat pertandingan berlangsung. Anak-anak itu menampilkan aksi lucu ketika bergaya diving, pura-pura terjatuh saat merebut bola.

Penyelenggara sepak bola anak kolosal, Sugeng, berharap anak-anak bersemangat merayakan Hari Anak Nasional dan bercita-cita menjadi atlet yang mendunia. Menurut Sugeng, ini menjadi momen yang pas bagi anak-anak saat Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga bergengsi tingkat Asia, Asian Games 2018.

Baca Juga: Perkawinan dan Kekerasan Terhadap Anak, Fenomena Anak Masa Kini

“Sepak bola sudah menjadi olahraga mendunia. Sepak bola simbol persatuan. Masa depan sepak bola cukup menjanjikan bagi pemainnya. Bahkan pemain sepak bola sekarang ini sudah seperti artis yang digemari dan disukai seluruh dunia. Kebetulan hari ini, Hari Anak Nasional, kami menggelar sepak bola kolosal, ratusan anak bertanding melawan pemain Persis Solo,” kata Sugeng

“Kami ajak anak-anak berolahraga, berlatih sepak bola, dengan sepak bola kolosal ini. Event khusus hari ini adalah untuk mengingatkan anak-anak pada olahraga dan permainan yang menjadi jiwa anak-anak, saling bekerja sama,” kata Sugeng menambahkan.

Salah seorang anak, Ega, mengaku senang ikut sepak bola kolosal melawan pemain sepak bola profesional ini. Ega, yang masih kelas 5 SD dan satu setengah tahun ikut sekolah sepak bola di Solo, bercita-cita menjadi pemain sepak bola tingkat dunia.

“Tadi gol kerja sama dengan teman saya, Kenzie, tendangan ke gawang. Saya ikut sekolah sepak bola SSB di Solo. Cita-cita ingin jadi pemain sepak bola terkenal. Pemain idola saya, Cristiano Ronaldo.” kata Ega.

Gelak tawa penonton juga tampak ketika beberapa anak berekspresi kecewa karena tidak kebagian menggiring bola. Akhirnya mereka menjaga gawang pemain Persis Solo yang menjadi lawan tanding dan berlari menjauh ketika teman-temannya menggiring bola ke arah gawang tersebut.

Anak SLB tuna rungu menggunakan alat bantu dengar tampil menari di perayaan Hari Anak Nasional di YPAC Solo, Senin (23/7). (Foto:Yudha Satriawan/VOA)
Anak SLB tuna rungu menggunakan alat bantu dengar tampil menari di perayaan Hari Anak Nasional di YPAC Solo, Senin (23/7). (Foto:Yudha Satriawan/VOA)

Tak jauh dari lokasi tersebut, kegiatan berbeda dilakukan ratusan anak penyandang disabilitas. Anak-anak difabel merayakan Hari Anak Nasional dengan menggelar pentas kreasi dan seni di Gedung Yayasan Penyandang Anak Cacat atau YPAC Solo.

Juru bicara penyelenggara kegiatan itu, Reni Yunus, mengatakan ada sekitar 500an anak difabel siswa berbagai Sekolah Luar Biasa SLB di Solo dan sekitarnya.

“Ada berbagai anak dari SLB-SLB yang datang. Ada SLB YPAC anak cacat itu, SLB tuna rungu, tuna grahita, autis, tuna daksa, tuna netra, semua kami undang dan pentas seni di kesempatan ini. Sekitar 500-an peserta,” kata Reni Yunus

“Ada pentas paduan suara dan perkusi musik YPAC, ada sulap, baca puisi, pantomim, tarian, ada motivator juga untuk memberi motivasi pada anak-anak harapannya itu, kami undang anak-anak SLB ini agar tidak berkecil hati, harus terus percaya diri. Mereka itu sama dengan anak-anak lainnya,” papar Reni.

Dalam pentas anak-anak difabel di YPAC Solo ini tampak 4 orang anak penyandang tuna rungu dengan menggunakan alat bantu dengar menampilkan tarian dengan iringan musik dan dipandu guru dengan posisi berhadapan. Anak-anak itu menari dengan lincah dan tidak terlihat mengalami disabilitas.

Baca Juga: “Wayang Masuk Sekolah” Ramaikan Hari Anak Indonesia

Tepuk tangan meriah dari ratusan penonton menggema di setiap kali para peserta mengakhiri penampilannya di pentas.

Kegiatan Hari Anak Nasional di Solo antara lain berkunjung ke berbagai tempat ibadah di Solo yang menunjukkan keberagaman dan toleransi beragama, serta membuat cap telapak tangan warna-warni anak-anak di selembar kain yang membentang sebagai simbol semangat anak.

Perayaan Hari Anak Nasional 2018 ini mengangkat tema “Anak Indonesia, Anak GENIUS (Gesit, Empati, Berani, Unggul dan Sehat)” dan dipusatkan di Jawa Timur.

Hari Anak Nasional di Solo: Dari Sepak Bola Kolosal Hingga Pentas Seni
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:32 0:00

Recommended

XS
SM
MD
LG