Tautan-tautan Akses

Hampir Setahun 'Tidur', Gunung Sinabung Kembali Erupsi dan Keluarkan Abu Vulkanik 


Erupsi gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (Sumber foto: BPBD Karo)
Erupsi gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (Sumber foto: BPBD Karo)

Gunung api Sinabung kembali menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 2.000 meter. Erupsi kali ini merupakan yang pertama sejak 22 Juni 2018. Sejauh ini erupsi belum tidak mengganggu penerbangan di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) kembali erupsi, Selasa (7/5) pada pukul 06.41 WIB. Erupsi kali ini membuat gunung Sinabung melontarkan abu vulkanik setinggi 2.000 meter, meski tidak disertai guguran awan panas dengan sebaran abu ke arah tenggara timur. Petugas pos pemantau gunung api Sinabung, Muhammad Nurul Asrori mengatakan erupsi gunung Sinabung kali ini adalah yang pertama dalam kurun hampir setahun.

"Saat ini kondisi puncak gunung Sinabung tertutup kabut. Terakhir erupsi 22 Juni 2018," kata Asrori kepada VOA.

Lanjut Asrori, gunung Sinabung saat ini masih berada di level IV atau dengan status awas. Untuk itu masyarakat diminta untuk tidak masuk ke zona merah.

"Imbauan kepada warga agar selalu mematuhi rekomendasi dari kami, serta tidak masuk ke zona merah. Warga-warga yang terpapar abu vulkanik diimbau untuk memakai masker dan juga pelindung mata," tutur Asrori.

Akibat erupsi gunung Sinabung, beberapa wilayah di sekitar Kabupaten Karo dihujani abu vulkanik. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Martin Sitepu mengatakan saat ini pihaknya dan petugas dari pemadam kebakaran (Damkar) telah berkoordinasi untuk membersihkan fasilitas umum yang dihujani abu vulkanik di wilayah Kabanjahe, Berastagi, Sumbul, dan Simpang Empat.

"Kalau terjadi erupsi memang kami pantau, sekarang sudah koordnasi dengan Damkar untuk menyiram jalan di tempat fasilitas umum yang terpapar. Lalu, BPBD, dan Dinas Kesehatan Karo membagikan masker," ucap Martin.

Martin menjelaskan, masyarakat Karo sempat berharap status gunung Sinabung akan diturunkan dari status awas menjadi level siaga lantaran hampir setahun gunung api tertinggi di Sumut ini tidak erupsi. Namun, hal tersebut tidak memungkinkan lagi karena Sinabung kembali erupsi.

Gunung Sinabung kembali erupsi Selasa (7/5). Sejauh ini belum mengganggu operasi penerbangan di bandara, tetapi warga diminta waspada. (Courtesy: BNPB)
Gunung Sinabung kembali erupsi Selasa (7/5). Sejauh ini belum mengganggu operasi penerbangan di bandara, tetapi warga diminta waspada. (Courtesy: BNPB)

"Kita berharap intinya sudah aman selanjutnya tapi ternyata belum. Memang kemarin hampir diturunkan levelnya dari awas menjadi siaga tapi tidak memungkinkan lagi," ujar Martin.

BPBD Karo memastikan secara resmi sudah tidak ada masyarakat yang berada di zona merah gunung Sinabung. Kendati demikian, BPBD Karo tak menampik jika masih ada masyarakat yang nekat masuk ke dalam zona merah gunung Sinabung. Untuk itu masyrakat diimbau agar tidak masuk zona merah gunung Sinabung.

"Kalau secara resmi sudah pasti tidak, karena semua zona merah sudah direlokasi dan diungsikan tapi memang secara sembunyi-sembunyi mungkin ada. Tapi jarak di atas lima kilometer," jelas Martin.

Sementara itu, erupsinya gunung Sinabung diyakini tidak mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumut. Juru bicara Bandara Internasional Kualanamu, Wisnu Budi Setyanto menuturkan pihaknya belum menerima informasi bahwa erupsi gunung Sinabung menganggu penerbangan di Kualanamu.

"Kami punya mekanisme untuk paper test. Jadi itu yang bisa menyatakan bahwa bandara terkena atau tidak terkait dengan abu yang mengarah ke Kualanamu. Sejauh ini belum ada arah ke Bandara Kualanamu," pungkas Wisnu. [aa/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG