Tautan-tautan Akses

“Hamlet Bisu” Meriahkan HUT ke-450 Shakespeare


Potret William Shakespeare yang ditampilkan di London dilukis tahun 1610 dan dipercaya sebagai satu-satunya lukisan Shakespeare yang dilukis pada masa hidupnya (foto:dok).
Potret William Shakespeare yang ditampilkan di London dilukis tahun 1610 dan dipercaya sebagai satu-satunya lukisan Shakespeare yang dilukis pada masa hidupnya (foto:dok).

Kreasi tanpa kata-kata versi asli Hamlet, bagian dari “Silent Shakespeare” yang sangat terkenal itu, ditampilkan dalam merayakan ulang tahun ke-450 pujangga William Shakespeare.

Tanggal 23 April adalah hari ulang tahun ke-450 penulis cerita drama William Shakespeare. Sebuah perusahaan seni teater di Washington, DC baru saja memperingati ulang tahun pujangga kuno itu, dengan sebuah kreasi baru tanpa kata-kata versi asli Hamlet, bagian dari seri drama “Silent Shakespeare”.

Direktur Synetic Theater, Paata Tsikurishvili, dengan koreografer Irina Tskurishvili
Direktur Synetic Theater, Paata Tsikurishvili, dengan koreografer Irina Tskurishvili
Paata dan Irina Tsikurishvili dari Synthetic Theater Company memulai karir mereka pada tahun 2002 dengan mengembangkan pertunjukan Hamlet tanpa suara ini. Pementasan ini berhasil meraih berbagai penghargaan lokal.

Synetic Theater Company dari Arlington, Virginia, memperingati ulang tahun Shakespeare ke-450 dengan pertunjukan Hamlet.

Versi klasik Hamlet tanpa kata ini merupakan kreasi dari pasangan imigran Georgia ini, sutradara Paata Tsikurishvili dan penata tari Irina Tsikurishvili. Mereka memulai usahanya 12 tahun lalu. Tim suami-istri ini sekaligus memerankan Hamlet dan Ophelia dalam produksi yang pertama. Menurut Paata Tsikurishvili, begitulah Seri Silent Shakespeare produksi Synetic memulai debutnya.

“Hamlet membuka peluang bagi kami di masyarakat teater dan kami meraih banyak penghargaan dan pengakuan. Itulah awal dari Synetic Theater yang selanjutnya jadi terkenal terutama karena kami menampilkan Shakespeare tanpa teks, sebuah pertunjukan yang lain dari biasa namun juga mudah untuk diselami,” kata Paata Tsikurishvili.

Pertunjukan itu menggunakan musik, tari dan pantomim untuk menuturkan ceritanya.

Kali ini, Irina tampil di panggung sebagai Gertrude, ibu Hamlet. Katanya, bahasa Shakespeare sifatnya universal – dan memberi banyak peluang bagi kreativitas.

“Kami telah mementaskan Shakespeare lewat berbagai cara: kami mementaskan Shakespeare dengan panggung bergaya tahun 1920an dalam Twelfth Night, kami juga mementaskan Shakespeare di arena berpasir, berjudul, King Lear; dan juga The Tempest di sebuah arena kolam,” kata Irina Tsikurishvili.

Bagi pemain veteran Synetic, aktor Alex Mills, memerankan Hamlet merupakan suatu tantangan dan tanggung jawab besar.

“Bagi Paata, mewariskannya kepada saya, peran yang dia kembangkan sendiri, rasanya seperti mewarisi tahta, mempercayai saya untuk meneruskan peran itu di dalam pertunjukan berikutnya,” kata Alex.

Peran sebagai Ophelia adalah impian dari sejak masa kanak-kanak bagi Irina Kavsadze, yang berusia 20 tahun dan berasal dari keluarga pemain panggung terkenal.

“Interaksi saya yang pertama dengan Shakespeare adalah bisu, tanpa kata-kata. Sebelum saya mulai membaca karya Shakespeare di sekolah, saya menonton Hamlet versi ini untuk pertama kalinya. Waktu itu saya berusia 9 tahun, dan saya belum pernah membaca satupun karya Shakespeare,” jelas Irina Kavsadze.

Sejak pembentukannya, Synetic Theater Company telah menerima 24 Helen Hayes Awards – sebuah penghargaan bergengsi di Washington, DC. Serta juga 92 nominasi. Victor Shargai, ketua panitia penghargaan itu, menyaksikan sukses grup teater itu dari awalnya. “Apa yang telah mereka lakukan untuk teater Washington adalah sangat penting. Juga bagi teater nasional, bagi seluruh Amerika,” katanya.

Pada bulan January lalu, Paata dan Irina Tsikurishvili menerima penghargaan sebagai "Washingtonians of the Year" sebuah penghargaan khusus untuk warga Washington yang sukses dari the Washingtonian Magazine, untuk sumbangan mereka kepada masyarakat teater setempat.
XS
SM
MD
LG