Gursoch Kaur bergabung dalam program Bantuan Departemen Kepolisian New York ketika dia berusia 20 tahun. Dia menganggapnya lebih dari sekedar pekerjaan. Tugas itu juga memberikan peluang yang baik untuk mempraktikkan 'layanan tanpa pamrih,' sesuatu yang diperintahkan agamanya, Sikh, kepada para pengikutnya. Mengenakan dastar, turban yang biasanya dikenakan laki-laki Sikh, adalah satu cara lain untuk menunjukkan keyakinannya.
Di New York, Auxiliary Police Officers atau Petugas Polisi Relawan bertindak sebagai penghubung antara komunitas dan departemen kepolisian. Mereka membantu sekitar 36 ribu petugas reguler untuk menegakkan hukum dan ketertiban di kelima wilayah New York.
"Setelah saya mengetahui signifikansi turban -- ibarat mahkota -- dan kemudian saya berpikir mengapa saya tidak mengenakan mahkota yang diberikan keyakinan saya? Dan ini adalah peluang yang baik untuk menunjukkan kepada orang-orang dan memberitahu mereka mengenai diri kita. Dan karena turban saya, orang-orang menanyakan mengapa saya mengenakannya. Dan kemudian saya bisa memberitahu mereka mengenai keyakinan saya dan mengapa saya menjalankannya," kata Gursoch Kaur.
Polisi bantuan terdiri dari pasukan relawan. Setiap warga New York yang memenuhi syarat bisa bergabung. Tidak seperti polisi reguler, polisi relawan tidak membawa senjata tapi terlatih dalam beragam keterampilan, termasuk bela diri, CPR, teknik patroli serta memahami UU negara bagian.
Setelah menyelesaikan pelatihan, para petugas relawan dikerahkan ke berbagai komunitas di seluruh kota itu. Detektif Ahmed Nasser menjelaskan.
"Polisi relawan adalah mata dan telinga departemen kepolisian. Mereka mendampingi para petugas, apabila mereka melihat sesuatu yang mencurigakan, mereka akan menelepon polisi dan membantu merangkul komunitas. Mereka adalah jembatan antara komunitas dan departemen kepolisian," kata Detektif Ahmed Nasser menjelaskan.
Kaur lahir di Amerika dari orang tua Sikh India. Seperti dirinya, kebanyakan petugas relawan berasal dari latar belakang imigran. Mereka menjalankan agama berbeda dan seringkali menggunakan bahasa asing selain Inggris.
"Bagi anggota komunitas yang mungkin tidak berbicara bahasa Inggris, adanya Gursoch dalam komunitas adalah aset besar. Dia berbicara bahasa Punjabi dan bisa membantu mereka dengan bahasa mereka,” kata Reena Ananda, warga New York City keturunan India.
“Ini terutama sangat bermanfaat bagi para warga lansia atau mereka yang baru tiba disini dari Punjab, Delhi atau tempat lain. Dan sebagai petugas perempuan juga menambah nilai positif," kata Ananda.
Departemen Kepolisian New York mulai mengizinkan para petugas mengenakan turban dan berjanggut pada 2016.
Kaur mengatakan pengabdiannya kepada NYPD sambil menjalankan tradisinya tidak hanya membantu meluruskan persepsi yang salah mengenai imigran, tapi juga mengirimkan pesan kuat mengenai kesetaraan gender kepada masyarakat.
"Ini pesan yang kuat kepada dunia bahwa perempuan seharusnya bisa bergabung dengan pasukan apapun dan bidang apapun yang mereka inginkan," kata Gursoch.
Selain bertugas di Polisi Bantuan NYPD, Gursoch Kaur juga sedang menjalankan program pendidikan. Setelah lulus kuliah, dia ingin bergabung dengan Kepolisian New York sebagai petugas polisi reguler. [vm/jm]