Tautan-tautan Akses

Polisi New York Hentikan Pemantauan Warga Muslim


Warga muslim dan para aktivis AS melakukan aksi unjuk rasa memrotes pemantauan terhadap warga Muslim (foto: dok).
Warga muslim dan para aktivis AS melakukan aksi unjuk rasa memrotes pemantauan terhadap warga Muslim (foto: dok).

Berbagai organisasi Muslim-Amerika menyambut penyelesaian hukum yang dicapai dengan kepolisian kota New York yang telah mengadakan pengintaian atas komunitas Muslim sejak terjadinya serangan 11 September tahun 2001.

Perjanjian itu, yang diumumkan hari Kamis (5/4) oleh para pengacara kepolisian New York dan wakil-wakil komunitas Muslim, menutup tuntutan yang diajukan tahun 2012 oleh kelompok-kelompok Muslim, yang mempertanyakan keabsahan program yang dijalankan polisi untuk menghimpun data tentang kegiatan warga Muslim.

Sesuai perjanjian itu, kepolisian kota New York mengukuhkan telah membubarkan unit kepolisian yang melakukan operasi pengumpulan bahan-bahan intelijen dan berjanji tidak akan melakukan pengintaian yang tidak berdasar, yang dilakukan hanya atas dasar agama dan asal-usul etnis seseorang atau kelompok.

Tuntutan hukum itu diajukan oleh Farhana Kheera, direktur eksekutif Muslim Advocates, yang menyambut perjanjian itu sebagai kemenangan warga Muslim Amerika.

“Penyelesaian yang dicapai hari ini mengirim pesan kepada semua badan penegak hukum, bahwa “beragama Islam bukan alasan untuk dimata-matai,” kata Kheera kepada wartawan.

Omar Farah, pengacara pada Center for Constitutional Rights, yang ikut dalam mengajukan tuntutan hukum itu, mengatakan, “Berusaha untuk meramalkan terjadinya kejahatan berdasarkan agama atau ras adalah tindakan yang menjijikkan dan tidak akan berhasil, selain merendahkan dan mengkriminalisasi kelompok-kelompok masyarakat tertentu”.

Muslim Advocates mengajukan tuntutan hukum itu setelah kantor berita Associated Press melaporkan tahun 2011 dan 2012 bahwa Kepolisian Kota New York menginfiltrasi kelompok-kelompok Muslim dan menempatkan informan di mesjid-mesjid setelah terjadinya serangan 11 September.

Polisi, kata Kheera, memantau kegiatan di sedikitnya 20 mesjid, 14 restoran, 11 toko ritel, dua sekolah dasar dan dua perkumpulan siswa Muslim di New Jersey. Pemantauan itu dilakukan dengan menggunakan kamera video, pemotretan plat nomor mobil, memetakan tempat tinggal penduduk, serta melakukan infiltrasi atas mesjid, perkumpulan mahasiswa dan sejumlah tempat bisnis.

Tapi semua itu, kata Kheera lagi, tidak menghasilkan apapun. [ii]

XS
SM
MD
LG