Tautan-tautan Akses

Ghani Mengaku Lari dari Afghanistan untuk Hindari Pertumpahan Darah 


Mantan presiden Afghanistan, Ashraf Ghani
Mantan presiden Afghanistan, Ashraf Ghani

Mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Rabu (8/9) mengatakan bahwa dirinya lari dari negaranya bulan lalu ke Uni Emirat Arab untuk menghindari pertumpahan darah di jalan-jalan ibukota Kabul ketika Taliban mengambil alih. Ia juga membantah telah menjarah dana pemerintah ketika meninggalkan negaranya.

"Saya pergi atas desakan keamanan istana, yang memberi saran mencegah risiko sama memicu pertempuran jalanan mengerikan yang dialami kota selama perang saudara tahun 1990-an," kata Ghani dalam pernyataan.

"Meninggalkan Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidup saya, tetapi saya yakin itu adalah satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya," imbuhnya.

Ghani yang berusia 72 tahun mengatakan telah bekerja selama 20 tahun untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis di Afghanistan tetapi mengakui telah gagal untuk memastikan “stabilitas dan kemakmuran,” seperti halnya pemerintah Afghanistan lainnya selama beberapa dekade.

Uni Emirat Arab mengatakan menerima Ghani “atas dasar kemanusiaan.”

Ghani mengatakan akan memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai kepergiannya yang tiba-tiba pada 15 Agustus dalam “waktu dekat,” tetapi mengatakan ia sekarang harus mengatasi tuduhan tak berdasar bahwa ketika ia meninggalkan Kabul, Ia membawa jutaan dolar dana milik rakyat Afghanistan.”

Kantor berita Rusia RIA melaporkan Ghani melarikan diri dari Kabul dengan empat mobil dan sebuah helikopter penuh uang tunai dan harus meninggalkan sejumlah uang karena tidak muat mengangkut semuanya. Kantor berita lain melaporkan ia diduga mengambil $169 juta dari kas pemerintah, tuduhan yang juga dibuat oleh duta besar Afghanistan untuk Tajikistan.

“Tuduhan ini sepenuhnya dan jelas salah,” kata Ghani dalam pernyataannya.

Taliban menguasai Istana Presiden di Kabul, Afghanistan tanpa pertumpahan darah, 15 Agustus 2021.
Taliban menguasai Istana Presiden di Kabul, Afghanistan tanpa pertumpahan darah, 15 Agustus 2021.

Selanjutnya, Ghani mengatakan bahwa ia dan istrinya sangat berhati-hati dalam keuangan pribadi mereka dan secara terbuka telah menyatakan semua asetnya. Ghani mengatakan akan menyambut baik pemeriksaan PBB mengenai keuangannya atau audit independen lainnya.

Saluran berita TOLO Afghanistan merilis klip wawancara yang akan ditayangkan Rabu malam waktu setempat dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, di mana seorang wartawan bertanya kepada Blinken: "Apakah Anda membantu Presiden Ghani melarikan diri dari negara itu?"

Blinken menjawab, “Apa yang ia katakan kepada saya dalam percakapan malam sebelum melarikan diri adalah ia siap untuk berjuang sampai mati.” [my/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG