Tautan-tautan Akses

Gereja Bantu Komunitas Kulit Hitam untuk Dapatkan Vaksin


Georgette Moon menerima vaksin COVID-19 di departemen kesehatan daerah di Tuskegee, Alabama, Senin, 25 Januari 2021. (Foto: AP/Jay Reeves)
Georgette Moon menerima vaksin COVID-19 di departemen kesehatan daerah di Tuskegee, Alabama, Senin, 25 Januari 2021. (Foto: AP/Jay Reeves)

Jumlah warga kulit hitam di Amerika yang bersedia untuk divaksinasi tergolong rendah. Oleh sebab itulah sejumlah pendeta kulit hitam ikut mendorong gerakan vaksinasi tersebut melalui gereja mereka.

Pendeta Greg Lewis dari gereja St. Gabriel’s Church of God in Christ hampir meninggal karena virus COVID-19. I

Saya teringat tempat tidur saya sewaktu terbaring tidak berdaya. Saya tidak ingin orang lain berada di dalam keadaan seperti itu," katanya.

Di Milwaukee, hampir 43 persen jumlah kematian terkait COVID-19 terjadi di komunitas warga kulit hitam.

Ini merupakan kekhawatiran yang berkembang. Karena itu, pendeta Lewis dan beberapa kelompok keagamaan lainnya baru-baru ini bekerja sama untuk mendorong orang-orang untuk mau divaksinasi, termasuk di antaranya dengan membuka klinik sementara di gereja-gereja.

Relawan membagikan masker sebagai bagian dari program penjangkauan kepada komunitas kulit hitam untuk meningkatkan partisipasi uji coba vaksin di Rochester, New York, AS, 17 Oktober 2020. (Foto: Reuters)
Relawan membagikan masker sebagai bagian dari program penjangkauan kepada komunitas kulit hitam untuk meningkatkan partisipasi uji coba vaksin di Rochester, New York, AS, 17 Oktober 2020. (Foto: Reuters)

Presiden Joe Biden telah meluncurkan kampanye besar-besaran agar 70 persen orang dewasa di Amerika setidaknya divaksinasi sebagian pada tanggal 4 Juli, termasuk dengan membuka klinik vaksinasi di tempat cukur dan salon milik orang kulit hitam.

Wakil Presiden Kamala Harris juga sedang melakukan tur nasional untuk mendorong program vaksinasi.

"Ini bukan hanya melindungi diri kita sendiri, namun melindungi keluarga kita," katanya.

Jumlah warga kulit hitam yang bersedia divaksinasi tergolong rendah, ini dikarenakan sebagian merasa tidak percaya kepada pemerintah dan kalangan medis.

Erica Sinclair, direktur Health Connections, sebuah klinik kesehatan lokal yang memberikan suntikan vaksin COVID-19 mengatakan, "Jadi akses kepada layanan kesehatan tidak sama bagi semua orang. Ini benar-benar tidak sama. Dan inilah alasan lainnya mengapa ketika berbicara tentang pemerataan kesehatan, kita harus melakukan koreksi."

Sebagian pendeta juga telah menyampaikan pesan mereka kepada jemaatnya.

"Kami ingin terus mendorong jemaat kami untuk keluar rumah, untuk divaksinasi. Saya sendiri telah mendapat dua dosis vaksin," kata Pendeta Joseph Jackson Jr.​

Di Detroit yang kebanyakan warganya kulit hitam, hanya sekitar 36% warga yang berusia 12 tahun ke atas, yang telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin sedangkan di berbagai penjuru negara bagian itu, lebih dari 60% warganya yang berusia 16 tahun ke atas telah menerima vaksin.

Gereja Baptis King Solomon yang bersejarah di Michigan telah memiliki dua klinik vaksinasi. Pendeta Charles Williams II dari gereja Baptis King Solomon mengatakan, perlu lebih banyak vaksin yang tersedia di gereja-gereja.

"Anda tidak dapat mengatakan kepada saya bahwa Anda bersedia untuk menyelesaikan masalah ketika solusinya berada di hadapan Anda. Di tempat ini, orang datang dan pergi setiap hari untuk melakukan tes COVID-19 dan tidak ada seorang pun di sini yang menawarkan vaksin kepada mereka," ujarnya.

Seorang perawat memegang pendingin vaksin COVID-19 di Departemen Kesehatan Kabupaten Macon di Tuskegee, Alabama, 25 Januari 2021. Klinik tersebut belum mencapai kapasitas maksimum untuk mengimunisasi orang-orang di kota yang sebagian besar penduduknya berkulit hitam itu. (Foto: AP)
Seorang perawat memegang pendingin vaksin COVID-19 di Departemen Kesehatan Kabupaten Macon di Tuskegee, Alabama, 25 Januari 2021. Klinik tersebut belum mencapai kapasitas maksimum untuk mengimunisasi orang-orang di kota yang sebagian besar penduduknya berkulit hitam itu. (Foto: AP)

Melanie Paige, yang mengidap penyakit lupus dan rheumatoid arthritis, merasa cemas setelah mendengar tentang kematian terkait vaksin. Sejauh ini ia telah terhindar dari virus COVID-19. Ia mengatakan,​ "Saya pikir, jika tidak bermasalah, tidak ada yang perlu diperbaiki. Namun karena kesehatan saya bermasalah, anak saya meminta saya untuk divaksinasi, jadi saya memutuskan untuk melakukannya."

Kemudahan untuk menjangkau klinik vaksin juga menjadi pertimbangan Paige untuk melakukannya.

"Saya merasa lebih nyaman karena saya merupakan bagian dari gereja itu dan saya sudah menjadi jemaat gereja ini sepanjang hidup saya. Ini menjadi lebih mudah," ujarnya.

Mempermudah – itulah tujuannya agar dapat membantu menjangkau sebanyak mungkin orang untuk divaksinasi. [lj/uh]

XS
SM
MD
LG