Tautan-tautan Akses

Paus Ungkapkan 'Kekecewaan Mendalam' atas Kematian di Gereja Kanada, Tapi Tak Minta Maaf


Paus Fransiskus memberikan khutbah di Vatikan, Minggu (6/6).
Paus Fransiskus memberikan khutbah di Vatikan, Minggu (6/6).

Paus Fransiskus, Minggu (6/6) mengungkapkan rasa prihatin dan kekecewaan mendalam atas penemuan tulang belulang 215 orang siswa pribumi di asrama yang dikelola oelh gereja di Kanada.

Paus juga menekan otoritas agama dan politik untuk menjelaskan "masalah yang menyedihkan itu." Namun, ia tidak menyampaikan permintaan maaf yang diminta oleh Perdana Menteri Kanada terkait insiden itu.

Paus Fransiskus, dalam sambutannya di depan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, juga meminta pihak berwenang untuk mendorong penyembuhan namun tidak mengacu pada desakan Perdana Menteri Justin Trudeau dua hari sebelumnya, agar Vatikan meminta maaf dan bertanggung jawab.

Dari abad ke-19 hingga 1970-an, lebih dari 150.000 anak-anak pribumi dipaksa menghadiri sekolah-sekolah Kristen yang didanai negara, di mana sebagian besar dijalankan oleh jemaat misionaris Katolik Roma, dalam sebuah kampanye upaya asimilasi pribumi ke dalam masyarakat Kanada.

Pemerintah Kanada mengakui kekerasan fisik dan seksual telah merajalela di sejumlah sekolah, dan anak-anak dihukum jika berbicara dalam bahasa ibu mereka.

Radar penembus tanah digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah tulang belulang anak-anak di sebuah bekas sekolah, Kamloops Indian Residential School, di Kamloops, British Columbia, pada Mei lalu. Sekolah itu merupakan fasilitas terbesar di Kanada yang dioperasikan oleh Gereja Katolik antara tahun 1890 dan 1969.

Trudeau, Jumat (4/6) mengecam gereja karena "diam" dan "tidak bertindak," sekaligus memintanya untuk secara resmi meminta maaf dan

memperbaiki perannya yang menonjol dalam sistem sekolah asrama pribumi yang dikelola gereja pada masa lalu. [mg/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG