Tautan-tautan Akses

Gerakan Pro-Demokrasi Hong Kong Menang Mutlak dalam Pemilihan Lokal


Para pendukung gerakan pro-demokrasi merayakan kemenangan mereka dengan berkumpul di luar kampus Universitas Politeknik (PolyU) di Hong Kong, 25 November 2019.
Para pendukung gerakan pro-demokrasi merayakan kemenangan mereka dengan berkumpul di luar kampus Universitas Politeknik (PolyU) di Hong Kong, 25 November 2019.

Gerakan pro-demokrasi Hong Kong mencetak kemenangan besar dalam pemilihan lokal, Minggu (24/11) yang diikuti oleh rekor jumlah pemilih yang menunjukkan teguran keras terhadap Beijing.

Para kandidat oposisi memenangkan hampir 90 persen kursi yang diperebutkan, menurut lembaga penyiaran publik Radio-Televisi Hong Kong (RTHK). Kubu Demokrat kini akan menguasai 17 dari 18 dewan distrik, setelah sebelumnya tidak satu pun kursi dikuasainya.

Pemungutan suara itu secara simbolis merupakan pukulan telak bagi kubu pro-China yang mendominasi politik Hong Kong, dan bukti terbaru dari dukungan publik yang berkelanjutan bagi gerakan pro-demokrasi yang telah berlangsung selama lima bulan.

David Zweig, Direktur, Transnational China Consulting mengatakan, "Ini adalah kemenangan besar, jauh melampaui harapan warga, dan kembali menunjukkan konsistensi warga Hong Kong dalam perjuangan 15 tahun atau 20 tahun untuk membangun demokrasi yang lebih besar di Hong Kong ini."

Kelompok pro demokrasi sekarang menguasai dewan distrik Hong Kong, meskipun kenyataannya, kekuasaan dewan sangat kecil.

"Warga sudah benar-benar mengekspresikan diri mereka dan mengambil alih kekuasaan, tetapi tentu saja bisa diabaikan oleh Beijing, tetapi akan sangat sulit bagi rakyat untuk kembali," David Zweig.

Ilmuwan politik Ma Ngok mengatakan pemilihan itu merupakan pertanda jelas dukungan publik bagi kelompok pro demokrasi.

"Ini saya kira akan memberi Hong Kong dukungan internasional yang jauh lebih baik, dan juga menciptakan tekanan lebih besar bagi pemerintah Hong Kong untuk menanggapi tuntutan demonstrasi," ujarnya.

Pemilihan itu tidak akan secara signifikan mengubah keseimbangan kekuasaan dalam sistem politik kuasi-demokrasi Hong Kong. Anggota dewan distrik tidak berwenang untuk mengeluarkan undang-undang. Mereka terutama hanya menangani masalah-masalah lokal, seperti keluhan mengenai kebisingan dan lokasi halte bus.

Namun, pemilihan dewan distrik dipandang sebagai salah satu indikator opini publik yang paling dapat diandalkan karena dianggap sebagai satu-satunya pemilihan yang sepenuhnya demokratis di Hong Kong.

Eksekutif Hong Kong yang pro-Beijing, Carrie Lam, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pemerintah menghormati hasil pemilihan. [lt/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG