Tautan-tautan Akses

Festival Q! Lanjut Sesuai Jadwal Pemutaran


FPI melakukan demonstrasi pada hari Selasa menuntut pembatalan pemutaran film-film bertema LGBT yang diputar di Festival Q!
FPI melakukan demonstrasi pada hari Selasa menuntut pembatalan pemutaran film-film bertema LGBT yang diputar di Festival Q!

Festival film-film bertema LGBT, Q!, akan tetap diputar sesuai jadwal, di tengah tekanan dari FPI.

Panitia Festival Q! memutuskan untuk melanjutkan pemutaran film-film bertema Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), sesuai jadwal semula. Sebelumnya, pada hari Selasa, ratusan orang dari Front Pembela Islam (FPI), melakukan unjuk rasa di Pusat Kebudayaan Jerman, Perancis, Belanda dan Japang di Jakarta untuk menolak dan menentang film-film Q! tersebut.

Q! adalah festival film internasional terbesar kedua di Indonesia sekaligus satu-satunya festival film tentang LGBT di negeri ini. Festival ini mempresentasikan film dan video terbaik dari seluruh dunia mengenai homoseksualitas, permasalahan seputar gender, seksualitas, mode, hak asasi manusia, dan HIV/AIDS.

Q! Film Festival ini telah dibuka sejak tanggal 24 September lalu dan akan berlangsung hingga 3 Oktober mendatang. Namun film-film yang bertemakan LGBT memang baru diputar mulai pada hari Selasa, hari berlangsungnya demonstrasi dari FPI.

Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Alatas meminta film-film tersebut dibatalkan pemutarannya, karena dapat merusak moral anak Indonesia. Jika pemutaran film itu tetap dilakukan pada hari selanjutnya, kata Habib Salim, maka dikhawatirkan akan ada penolakan yang besar dari masyarakat.

“Ini merusak moral anak bangsa, kalau sampai yang nonton anak-anak muda," kata Habib Salim.

Komunitas LGBT masih sering menerima sentimen negatif akibat orientasi seksual mereka.
Komunitas LGBT masih sering menerima sentimen negatif akibat orientasi seksual mereka.

Sementara itu, asisten bagian program budaya Goethe-Institute, Dinyah Latuconsina mengatakan hingga saat ini belum ada pembatalan pemutaran film-film bertema LGBT di tempatnya.

“Kalau kami untuk hari ini belum ada pembatalan apa-apa, semua berjalan sesuai rencana. Saya tidak tahu kalau besok apa mereka ada pertemuan karena Q! film bukan acara Goethe saja. Q! film acara berbagai institusi,” jelas Dinyah.

Pusat Kebudayaan Perancis di Jakarta telah membatalkan pemutaran film yang berjudul “Only Hertha” yang rencananya akan diputar Selasa.

Film yang disutradarai Sören Lang asal Jerman itu berdurasi lima menit. Cerita film ini mengenai seorang supporter sepakbola gay yang berbicara tentang hidupnya.

Sikap penolakan FPI terhadap pemutaran film-film bertema LGBT ini sangat disayangkan oleh Wakil ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ridha Saleh.

“Masalah LGBT di negara kita, memang masih ada yang mempersoalkannya. Tetapi, mereka harus dilihat sebagai manusia yang memiliki hak yang sama. Komnas melihat bahwa mereka itu memiliki hak untuk berkumpul, berinformasi, menyampaikan pendapat, berorganisasi dan seterusnya. Ini yang harus dihormati,” jelas Ridha.

Ridha Saleh meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas siapapun yang akan melakukan tindakan anarkis terkait upaya pembatalan pemutaran film-film bertema LGBT.

XS
SM
MD
LG