Tautan-tautan Akses

Film "Crazy Rich Asians" Promosikan Keragaman Etnis di Hollywood


Film "Crazy Rich Asians" tampilkan para bintang terkenal asal Asia (Dok: Warner Bros.)
Film "Crazy Rich Asians" tampilkan para bintang terkenal asal Asia (Dok: Warner Bros.)

Film "Crazy Rich Asians" yang diadaptasi dari novel karya penulis, Kevin Kwan, terus menduduki puncak teratas Box Office Hollywood. Siapa yang menyangka jika cerita dari film ini sudah dilirik oleh studio-studio perfilman Hollywood bahkan sebelum novelnya dirilis tahun 2013 lalu? Tertarik nonton filmnya?

Hollywood kembali melakukan gebrakan dengan merilis film “Crazy Rich Asians” yang seluruh pemainnya berasal dari Asia dalam 25 tahun terakhir sejak dirilisnya film the Joy Luck Club pada tahun 1993.

Film yang menampilkan aktor dan aktris terkenal seperti Michelle Yeoh dan Ken Jeong ini berhasil menduduki puncak teratas Box Office Amerika selama tiga minggu berturut-turut dan hingga artikel ini dirilis telah meraih pendapatan sekitar 136 juta dolar AS di seluruh dunia.

Film arahan sutradara John Chu ini diadaptasi dari novel berpenjualan terbaik dengan judul yang sama karya penulis asal Singapura, Kevin Kwan ini mengangkat lika-liku kehidupan keluarga yang kaya raya di Singapura.

“Kami sangat bangga. Sudah saatnya Hollywood memperhatikan para bintang berbakat dalam film ini,” papar Kevin Kwan saat melakukan wawancara khusus dengan VOA Indonesia belum lama ini.

Film "Crazy Rich Asians" tampilkan para bintang terkenal asal Asia (Dok: Warner Bros.)
Film "Crazy Rich Asians" tampilkan para bintang terkenal asal Asia (Dok: Warner Bros.)

Film “Crazy Rich Asians” ini bagaikan angin segar dari Hollywood untuk menepis kontroversi kurangnya keragaman etnis di industri perfilmannya selama ini. Sutradara Hollywood asal Indonesia, Livi Zheng, pun menganggap film ini dapat membuka peluang para imigran, khususnya yang berasal dari Asia untuk terjun ke Hollywood.

“Film ini telah membuktikan bahwa film yang seluruh bintangnya berasal dari Asia bisa menduduki posisi nomor satu di Box Office. Dalam film ini banyak orang-orang Asia yang terlibat, mulai dari bintangnya, penulis, sutradara, jadi dapat membuka peluang lebih banyak. Semakin banyak film seperti ini berarti semakin banyak kesempatan yang terbuka bagi orang-orang Asia di Hollywood,” ujar Livi.

Aktris Constance Wu (tengah) memerankan tokoh Rachel Chu dalam "Crazy Rich Asians" (Dok: Warner Bros.)
Aktris Constance Wu (tengah) memerankan tokoh Rachel Chu dalam "Crazy Rich Asians" (Dok: Warner Bros.)

Film ini menampilkan tokoh utama seorang pria bernama Nicholas Young atau Nick dan pacarnya, Rachel Chu, yang tidak mengetahui tentang latar belakang Nick yang ternyata kaya tujuh turunan. Tokoh Nick diperankan oleh aktor asal Malaysia Henry Golding, sedangkan tokoh Rachel diperankan oleh aktris keturunan China, Constance Wu, yang terkenal lewat serial televisi “Fresh off the Boat” di Amerika Serikat.

“Cerita dalam novel-novel saya terinspirasi dari kehidupan masa kecil saya di Singapura. Saya besar di sana sampai umur 11 tahun. Banyak karakter dan adegan yang terinspirasi dari apa yang saya ketahui saat masih kecil dan juga dari kunjungan-kunjungan saya ke Asia dalam beberapa tahun ini,” kata Kevin Kwan.

Aktor Henry Golding (kiri), Constance Wu (tengah), dan Kevin Kwan (kanan) di acara pemutaran perdana "Crazy Rich Asians di Los Angeles, California, U.S., 7 Agustus, 2018.
Aktor Henry Golding (kiri), Constance Wu (tengah), dan Kevin Kwan (kanan) di acara pemutaran perdana "Crazy Rich Asians di Los Angeles, California, U.S., 7 Agustus, 2018.

Film “Crazy Rich Asians” mengambil setting di kota New York, tempat dimana Nick dan Rachel tinggal, dan Singapura. Suatu hari, Nick mengajak Rachel untuk berkunjung ke kampung halamannya di Singapura untuk menghadiri pernikahan sahabatnya, sekaligus untuk bertemu dengan keluarga besarnya.

Walaupun tergolong etnis Asia, Rachel yang besar di Amerika harus menghadapi keluarga Nicholas yang sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan kultur Asia.

Sineas Indonesia di Washington, D.C., Rini Marwini, memuji film “Crazy Rich Asians” yang menurutnya telah menjembatani dunia perfilman Asia dan Hollywood. Ditambah lagi dengan para bintang yang dipilih dan kostum dari setiap pemainnya yang berhasil memperkaya setiap karakternya.

Walaupun menurut Rini film ini sangat bagus untuk dipertunjukkan kepada penonton yang tidak familiar dengan kultur dari negara-negara di Asia, baginya film ini tidak memberikan sesuatu yang baru untuk para penonton imigran Asia di Amerika Serikat.

“Sangat senang bisa melihat wajah-wajah Asia dalam film layar lebar Hollywood, tapi satu hal yang ingin saya lakukan setelah keluar dari bioskop hanyalah menelpon ibu saya dan mengatakan kepadanya bahwa saya rindu masakannya,” kata Rini.

Novel "Crazy Rich Asians" karya penulis asal Singapura, Kevin Kwan (Dok: Kevin Kwan)
Novel "Crazy Rich Asians" karya penulis asal Singapura, Kevin Kwan (Dok: Kevin Kwan)

Namun, siapa yang menyangka jika cerita dari novel “Crazy Rich Asians” ini tidak hanya berhasil menarik perhatian pembacanya di seluruh dunia, bahkan yang bukan berasal dari Asia, namun juga studio-studio perfilman di Hollywood bahkan sebelum novelnya dirilis tahun 2013 lalu.

“Jadi sebelum bukunya dirilis sudah ada berita di Hollywood bahwa buku ini menarik dan mereka ingin segera mendapatkan hak dan perizinannya. Saya sangat beruntung bahwa sejak awal banyak yang tertarik,” kata Kevin.

Kevin sendiri terlibat langsung dengan penggarapan filmnya di bagian tim kreatif sejak hari pertama. Ia ikut ambil bagian dalam pemilihan penulis skenario, sutradara, aktor dan aktris, juga kostum-kostum yang dikenakan dalam film.

“Saya harus memastikan bahwa semuanya terlihat autentik. Kami tidak hanya ingin memukau para penonton di dunia Barat, tetapi juga orang-orang kaya di Asia yang akan menonton film ini,” ujar Kevin.

Salah satu tantangannya saat menggarap film ini bagi Kevin adalah mencari aktor dan aktris yang tepat untuk memerankan tokoh-tokohnya. Hal ini sangat memakan waktu dan dana yang besar, apalagi ketika harus melakukan casting yang diikuti oleh ratusan orang.

“Ada banyak karakter dari berbagai pelosok di Asia dalam buku ini. Cara seorang pria asal Hong Kong berbicara sangat berbeda dengan bagaimana orang Singapura atau Indonesia berbicara. Jadi kami ingin mencari orang-orang yang tepat, yang bisa memerankan karakter yang diminta dan saya rasa mereka telah melakukan yang terbaik,” lanjut Kevin.

Novel “Crazy Rich Asians” merupakan salah satu dari novel trilogi karya Kevin Kwan. Tiga novelnya ini telah berhasil terjual sebanyak lebih dari satu juta kopi di Amerika Serikat.

Saat menulis ceritanya, Kevin merasakan bagaimana kehidupan orang-orang kaya di Asia, terutama di Singapura jarang diceritakan secara intim. Salah satunya ketika menceritakan bagaimana kekayaan dapat mempengaruhi hubungan keluarga, percintaan, dan pernikahan. Inilah yang membuat hatinya tergerak untuk menuangkan kisah tersebut ke dalam novelnya, dengan unsur komedi yang romantis di dalamnya.

Jangan kaget kalau saat membaca novelnya, anda merasa kenal dengan para karakternya. Walaupun seluruh karakter yang ditampilkan oleh Kevin hanyalah fiksi belaka, kisah mereka memang terinspirasi oleh cerita dari kehidupan orang-orang terkenal dan kaya, juga skandal yang pernah terjadi di Asia.

Penulis novel "Crazy Rich Asians," Kevin Kwan (Dok: Giancarlo Ciampini)
Penulis novel "Crazy Rich Asians," Kevin Kwan (Dok: Giancarlo Ciampini)

“Saya tidak pernah suka mengasosiasikan karakter-karakter novel saya dengan seseorang. Semuanya saya serahkan kepada para pembaca untuk menerka kira-kira karakter-karakter ini mengingatkan mereka kepada siapa,” ujar Kevin Kwan.

Tujuan Kevin ketika menulis novel berseri yang telah diterjemahkan ke sekitar 10 bahasa termasuk Indonesia, Italia, Perancis, dan Thailand ini adalah untuk menceritakan kehidupan orang-orang kaya di berbagai negara di Asia dengan berbagai kebudayaannya yang berbeda.

Novel "Rich People Problems" karya penulis Kevin Kwan (Dok: Kevin Kwan)
Novel "Rich People Problems" karya penulis Kevin Kwan (Dok: Kevin Kwan)

Salah satunya ia tunjukkan melalui karakter asal Indonesia Wandi Meggaharto Widjawa yang muncul di novel ke-3 Kevin, “Rich People Problems.”

“Saya sangat suka dengan karakter Wandi yang flamboyant dan selalu berbicara apa adanya. Dia besar di lingkungan keluarga kaya yang berkelas di Indonesia, dan karakternya mencerminkan apa yang ia lihat di dalam dunianya. Orang-orang banyak yang suka dengan karakternya,” jelas Kevin.

Kevin mengatakan para pembacanya yang berasal dari Singapura pun sangat menikmati novel-novel karyanya. Mereka sangat tersanjung melihat Singapura dipertunjukkan di kancah internasional melalui film “Crazy Rich Asians ini.”

Setelah terbukti sukses di Box Office, rencananya, film “Crazy Rich Asians” akan dibuat sekuelnya dengan mengadaptasi novel ke-2 Kevin, “China Rich Girlfriends.” Studio Warner Bros. dikabarkan akan kembali menggandeng sutradara John Chu untuk menggarapnya.

XS
SM
MD
LG